Senin 06 Jul 2015 16:53 WIB

Enam Penerbangan Tertunda Karena Kabut Asap

Kabut asap
Foto: Antara
Kabut asap

REPUBLIKA.CO.ID,PONTIANAK--Sebanyak enam penerbangan mengalami keterlambatan hingga satu jam akibat kabut asap di sekitar Bandara Supadio Pontianak, Senin pagi.

"Sejak pukul 06.00 hingga 07.00 WIB pagi tadi jarak pandang di Bandara Supadio hanya 300 meter. Hal ini mengakibatkan enam penerbangan mengalami 'delay' (penundaan) dan baru bisa terbang sekitar pukul 08.00 WIB," kata Staf Ahli PT Angkasa Pura II Cabang Bandara Supadio Pontianak Syarif Usmulyani di Sungai Raya, Senin.

Dia menjelaskan, enam pesawat yang tidak bisa terbang sesuai jadwal adalah empat pesawat yang akan datang dari Jakarta dan dua pesawat dari Ketapang.

Hal itu mengakibatkan beberapa penerbangan lainnya dari Pontianak menuju daerah luar Kalbar juga mengalami keterlambatan.

"Bandara baru bisa dibuka pada pukul delapan tadi pagi, karena sampai pukul tujuh jarak pandang baru sekitar 500 meter. Hal ini jelas mengakibatkan jadwal penerbangan lainnya juga mengalami keterlambatan," tuturnya.

Dia memprediksikan, hal ini masih akan terjadi sampai Selasa (7/7) pagi, bahkan ketebalan kabut akan semakin tinggi melihat semakin banyaknya aktivitas pembakaran lahan yang terjadi di Kalbar.

"Kita berharap ada hujan yang akan terjadi di Kalbar, dalam waktu dekat. Karena kalau tidak ada hujan, ketebalan asap jelas akan semakin bertambah, dan jadwal penerbangan akan kembali tertunda," katanya.

Terpisah, Prakirawan BMKG Supadio Pontianak Dasmian mengatakan, dari pantauan yang dilakukan pihaknya, sampai 5 Juli ini ada sekitar sembilan titik api (hotspot) yang tersebar pada beberapa daerah di Kabar.

"Dari pantauan kita, dua titik 'hotspot' terjadi di Bengkayang, satu titik di Kubu Raya, dua di Landak, satu di Melawi, dua di Sambas dan satu di Saanggau," katanya.

Untuk jarak padang pada pagi hari dengan kisaran 300 sampai 500 meter sampai pada pukul 07.00. Baru pada pukul 07.50 jarak pandang mencapai 800 meter.

Biasanya, berdasarkan pengalaman pada tahun-tahun sebelumnya, memasuki bulan Mei sampai Juli, banyak terjadi pembakaran lahan yang dilakukan masyarakat di Kalimantan Barat.

"Makanya, kita harapkan agar masyarakat tidak melakukan pembakaran lahan, karena sebagian wilayah Kalbar saat ini curah hujannya memang masih rendah," katanya.

sumber : antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement