REPUBLIKA.CO.ID, BARCELONA -- Barcelona menambahi pilihan kreatif di lini tengah dengan menyepakati untuk merekrut pengatur permainan asal Turki Arda Turan dari rivalnya di Liga Spanyol Atletico Madrid, demikian disampaikan juara Spanyol dan dunia itu pada Senin.
Barca akan membayar 34 juta euro untuk Arda, ditambah tujuh juta lagi dalam berbagai variabel, dan kontrak pemain 28 tahun itu berdurasi lima tahun, kata klub dalam situs resmi mereka (www.fcbarcelona.es).
Bagaimanapun, ia tidak akan dapat bermain sampai Januari sebab Barca dilarang FIFA mendaftarkan rekrutan baru sampai saat itu, setelah mereka melanggar peraturan transfer pemain asing berusia di bawah 18 tahun.
Kesepakatan untuk mendatangkan Arda juga diperumit oleh fakta bahwa klub sedang berada di tengah kampanye pemilihan presiden, dan sedang dikelola oleh komisi khusus, yang harus menyetujui transfer itu.
Komisi memasukkan sejumlah klausul tidak biasa yang berarti siapapun yang menang pada pemilihan presiden 18 Juli hanya memiliki opsi dua hari untuk menjual Arda kembali ke Atletico, dengan nilai transfer 34 juta euro.
Arda merupakan sosok yang sangat populer di kalangan penggemar Atletico pada empat musim bersama klub ibukota itu, setelah didatangkan dari Galatasaray. Dengan kemampuannya untuk membongkar pertahanan rapat lawan melalui umpan-umpan akurat, gelandang berjanggut ini merupakan sosok kunci saat Atletico meraih gelar Liga Spanyol perdananya dalam 18 tahun dan laju mereka ke final Liga Champions pada 2013/2014.
Arda melakukan debutnya untuk timnas Turki pada 2006 dan membantu tim asuhan Fatih Terim yang mencapai semifinal Piala Eropa 2008, di mana mereka kalah 2-3 dari Jerman. Ia berbicara mengenai perannya di lapangan pada wawancara yang dipublikasi di FIFA.com pada Oktober.
"Saya bertanggung jawab mengorganisir serangan. Ketika kami berada di bawah tekanan, saya dapat menahan bola untuk memberi rekan-rekan setim saya kesempatan mengambil nafas, mungkin memaksa seseorang melanggar saya," ucapnya.
"Sebelum pertandingan dimulai, detak jantung saya sangat cepat, namun saat peluit telah ditiup, saya benar-benar tenang. Di atas lapangan memudahkan yang lain, meski saya tidak yakin mengapa hal itu terjadi. Saya mungkin sedikit gila."