REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Kedutaan Cina di Turki telah mengeluarkan peringatan perjalanan kepada warganya setelah beberapa wisatawan diserang dan dilecehkan selama protes antiCina di Istanbul.
Dalam sebuah pernyataan di situsnya, kedutaan Cina mengimbau wisatawan Cina mementingkan keselamatan mereka dengan menghindari pergi keluar sendirian. Hal itu juga termasuk agar wargannya tidak mendekati atau memotret demonstran.
Pada akhir pekan lalu telah terjadi serangkaian protes antiCina di Istanbul untuk mendukung Muslim Uighur. Ketika itu beberapa demonstran terlihat membakar bendera Cina.
Seperti yang dilansir CNN, Senin (6/7), sebuah insiden disiarkan televisi Turki memperlihatkan polisi bertindak menghentikan para demonstran. Para demonstran tampaknya mengejar salah satu turis perempuan Asia Timur.
"Saya bukan Cin! Saya dari Korea!" kata perempuan itu.
Koran Turki memberitakan para demonstran antiCina memecahkan jendela restoran "Happy China" di Istanbul. Pekan lalu, Turki te;ah mengirim nota diplomatik ke Cina. Turki menyatakan keprihatinan dan duka atas laporan pihak berwenang di Xinjiang telah mencegah Uighur berpuasa selama bulan suci Ramadhan.
Cina jutru membantah larangan menjalankan ibadah Ramadhan yang dilakukan pada warga Muslim Uighur. "Perasaan religius, kebutuhan dan kebiasaan warga Muslim sepenuhnya dipahami, dihormati dan dilindungi," ujar sebuah pernyataan 2 Juli di situs kedutaan Cina di Turki.
Tapi, petunjuk yang dimuat di sejumlah situs pemerintah kota dan sekolah di Xinjiang menunjukkan pada tingkat lokal ada kebijakan yang bertujuan mencegah siswa, pegawai negeri dan anggota Partai Komunis menjalankan ibadah puasa.