REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Suatu malam di ketinggian bukit di balik Gunung Sungging, Kabupaten Bogor, terdengar raungan mesin mobil. Sorot lampu keatas terlihat jelas dari Kampung Cibuyutan, Desa Sukarasa, Kabupaten Bogor. Ketika itu menjelang sahur. Sekitar pukul 03.00 WIB. Suara mesin itu makin dekat terdengar, lampu sorot salah satu mobil rombongan itu menyorot tajam sekolah madrasah ibtidaiyah (MI) Miftahus Solah, tempat rombongan tim Lazismu dan Suzuki Jip Indonesia (SJI) memusatkan kegiatannya di desa terisolir itu.
Sebanyak 20 mobil While Drive 4 x 4 Suzuki Jip tiba di lokasi. Tim Lazismu yang datang lebih awal Sabtu sore (4/7) malam itu terbangun dari tidur bersama warga. Kedatangan kawan-kawan SJI membuat malam menjelang sahur berubah ramai. Tidak ada lagi terdengar suara anjing melolong dan suara nyamuk mendekat ke telinga saat dingin menusuk tulang.
"Sahur, sahur, sahur," kata Rusdi dengan suara lantang.
Semua tim yang semula tertidur sontak bangun untuk sahur bersama rombongan dan warga setempat. Rasa letih dan kantuk hilang saat semuanya duduk bersama menikmati santap sahur. Tawa-canda terus menemani sampai waktu subuh tiba.
Ramadhan tahun ini merupakan kegiatan yang ketiga sejak 2013 bersama Lazismu dalam program Adventur for Humanity. Desa-desa terisolir sasaran utama memberikan kebahagiaan kepada warga setempat dengan berbagi. Pada 2015, Kampung Cibuyutan, Desa Sukarasa, menjadi saran berikutnya dengan tema Delivering Happiness.
Menurut Zulkifli Haes dari SJI Jabodetabek, sejak survey pada 20 Juni lalu Desa terpencil ini menarik disinggahi. Track yang menantang membuat komunitas ini tertarik dating ke lokasi, ditambah lagi jalan menuju lokasi jalurnya terbilang baru. Di samping itu, tujuan utamanya adalah berbagi kebahagiaan kepada sesama.
Zulkifli mengatakan, Kampung Sukarasa terdiri dari 124 kepala keluarga. Dua puluh tiga jiwa diantaranya adalah jompo dan hidup dalam keadaan dhuafa. Yang lebih miris lagi, 90 persen orangtua tidak lulus sekolah dasar. “Bahkan di kampung ini, 40 orang buta aksara,” katanya.
selanjutnya, desa ini menyimpan banyak cerita