Selasa 07 Jul 2015 15:04 WIB

Garuda Paparkan Penanganan Penumpukan Penumpang Akibat Kebakaran

Sebuah pesawat pesawat ATR 72-600 Garuda Indonesia.
Foto: Antara
Sebuah pesawat pesawat ATR 72-600 Garuda Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Garuda Indonesia memaparkan penanganan penumpukan penumpang akibat kebakaran di JW Lounge Terminal 2E, Bandara Soekarno-Hatta, Minggu (5/7) pagi.

"Kami memohon maaf yang sebesar-besarnya atas kejadian yang sangat luar biasa kemarin sebagai akibat terbakarnya JW Lounge yang berlokasi tepat di belakang 'check in counter' Garuda di Terminal E," kata Direktur Utama Garuda Indonesia M Arif Wibowo dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (7/7).

Arif mengatakan kebakaran tersebut mengakibatkan terbakarnya sistem check in, boarding, load control system, dan conveyor belt yang mengakibatkan tidak bisa beroperasi dan mati total. Dengan demikian, lanjut dia, Garuda Indonesia menerapkan Crisis Centre dg status Emergency Respons Plan (ERP) dengan melaksanakan prosedur manual check in penumpang and bagasi.

Mengingat kejadian tersebut dalam skala besar telah, Arif menyebutkan terjadi tiga gelombang antrean mulai dari antrean di jalan sampai ke Check In, gelombang antrian di Check in Counter, dan "backlog" antrian di Boarding Lounge.

"Sehingga proses prosedur manual check in atau boarding pass dan bagasi tulis manual) sangat 'time consuming' (memakan waktu)," katanya.

Pasalnya, dia menyebutkan, ada 179 penerbangan di Bandata Soetta dengan penumpang yang dihandle sekitar 30.000 penumpang dari total sekitar 55.000 penumpang di seluruh domestik dan international.

"Yang terkena delay pukul 07.00-12.00 ada 20 penerbangan dan pukul 12.00-18.00 ada 80 penerbangan, mengalami eskalasi delay yang luar biasa," katanya.

Dia menambahkan pada saat kejadian, semua mati termasuk announcement dengan menggunakan portable speaker (TOA) dan dikerahkan tambahan 200 orang untuk penanganan penumpang.

Mengingat eskalasi keterlambatan yang besar dan mulai menyentuh batas kritis Exceeding Cockpit Crew hours, Garuda memutuskan membatalkan 49 penerbangan di sore dan malam hari untuk mengantisipasi ketersediaan Cockpit and Cabin Crew esok harinya (Senin).

"Dan Alhamdulillah telah berhasil melakukan 'quick recovery' (penanganan cepat), mulai tadi pagi sampai malam hari ini. Meskipun kami akui ada beberapa 'flight' yg terkena delay karena penggabungan penerbangan di Surabaya, Batam dan Denpasar dengan 'bigger aircraft' (pesawat berbadan besar) dan penambahan extra flight Semarang dan Pontianak," katanya.

Untuk antisipasi potensi keributan ribuan, lanjut dia, penumpang yang menumpuk di Boarding Lounge, akhirnya dilakukan pengamanan 200 Pasukan gabungan Paskas dan Marinir.

Arif menyebutkan terdapat 3994 penumpang di Terminal F1-F7 yang ditawarkan opsi "refund" (pengembalian uang) "reschedule flight" (penjadwalan ulang penerbangan) dan menginap di hotel namun hanya 262 penumpang yang melakukan refund dan 628 penumpang menginap di hotel, sisa ribuan penumpang bersikukuh untuk menginap di Boarding Gate.

"Dan dari pagi dini hari sampai sekarang sudah normal, meskipun ada beberapa penyesuaian karena rotasi kru yang terganggu kemarin masih berekses sampai malam hari ini," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement