Selasa 07 Jul 2015 16:26 WIB

Semua Pembalut-Pantyliner Indonesia Pakai Pemutih

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Tanpa disadari perempuan rentan terkena kanker akibat penggunaan pembalut yang mengandung klorin.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Tanpa disadari perempuan rentan terkena kanker akibat penggunaan pembalut yang mengandung klorin.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) melakukan uji sampel pembalut dan pantyliner semua merek yang dipakai perempuan di Tanah Air. Hasilnya, semua merek pembalut dan pantyliner ini menggunakan bahan kimiawi Klor yang digunakan sebagai pemutih kertas dan pakaian.

Peneliti YLKI Arum Dinta mengatakan, sampel sembilan merek pembalut dan tujuh merek pantyliner dikumpulkan pihaknya. “Hasilnya, semua merek pembalut dan pantyliner mengandung klorin. Hanya kadarnya berbeda-berbeda antara 5 sampai dengan 55 ppm,” ujar dia saat konferensi pers YLKI mengenai 'Hasil Uji YLKI: Pembalut dan Pantylliner mengandung Klor', di Jakarta, Selasa (7/7).

Hasil uji pembalut Charm disebutnya memiliki Klor tertinggi yaitu 54,73. Sementara Nina Anion 39,2; My Lady 24,44; V Class Ultra 17,74; Kotex 9,23; Hers Protex 7,93. Kemudian Laurier 7,77;Softex 7,3 dan Softness Standar Jumbo 6,05. Sementara untuk pantyliner yaitu V Class 14,68; Pure Style 10,22; My Lady 9,76; Kotex Fresh Liners 9,66. Kemudian Softness Panty Shileds 9: Carefree superdry 7,58, dan Laurier Active Fit 5,87.

Padahal, kata dia, bahan pembalut yang banyak beredar dipasaran itu sangat berbahaya untuk kesehatan. Bahkan, setelah diamati lebih dalam, bahan dasarnya tidak 100 persen kapas murni tetapi terdiri dari campuran bubuk kayu dan limbah pakaian mengandung klorin.