Selasa 07 Jul 2015 19:40 WIB

'Jalan Tol Jadi Seperti Arena Balap'

Rep: Lilis Handayani/ Red: Yudha Manggala P Putra
Kendaraan melintasi Ruas Jalan Tol Cipali yang belum terpasang penerangan jalan umum, Jawa Barat, Jumat (26/6).   (Republika/Raisan Al Farisi)
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Kendaraan melintasi Ruas Jalan Tol Cipali yang belum terpasang penerangan jalan umum, Jawa Barat, Jumat (26/6). (Republika/Raisan Al Farisi)

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Kecelakaan terus terjadi di jalan tol Cikopo-Palimanan (Cipali) sejak diresmikan Presiden Jokowi pada 13 Juni 2015. Selain faktor kelalaian manusia, kondisi jalan dan minimnya sarana juga mempengaruhi terjadinya kecelakaan.

 

Salah seorang warga Kabupaten Indramayu, Arie Fajar, mengatakan, pernah melalui jalan tol Cipali saat akan kembali dari Bandung menuju Indramayu pada pertengahan Juni lalu. Dia menuturkan, kondisi jalan yang lurus dan mulus memicunya untuk mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi hingga 140 km/jam.

 

‘’Jalannya masih enak, mulus dan sepi. Jadi tidak terasa tau-tau udah ngebut,’’ kata Arie, Selasa (7/7).

 

Hal senada diungkapkan salah seorang warga Cirebon yang juga pernah melewati jalan tol Cipali, Shanty.

Menurutnya, di jalan tol Cipali, banyak kendaraan yang melaju dengan kecepatan sangat tinggi hingga di atas 100 km per jam. ‘’Jalan tol jadi seperti arena balap,’’ tutur Shanty.

 

Shanty menambahkan, jalan tol Cipali pun masih minim penerangan jalan umum (PJU) sehingga gelap gulita di malam hari, terutama di antara ruas Cikamurang (Indramayu) hingga Sumberjaya (Majalengka).. Kondisi itupun membuat binatang hutan kerap masuk ke jalan tol dan membahayakan pengemudi kendaraan.

 

''Saya kaget sekali. Lagi nyetir tiba-tiba binatang hutan nyelonong menyeberang jalan,'' tutur Shanty, pertengahan Juni lalu.

 

Seorang warga Cirebon lainnya yang pernah melewati jalur tol Cipali, Purwandono, menuturkan, kondisi jalan tol Cipali yang panjang juga menyebabkan sopir mudah mengantuk. Apalagi, dia menilai marka jalan atau cat putih yang ada di atas aspal berkualitas kurang bagus sehingga tidak bisa memantulkan cahaya dengan sempurna.

Purwandono pun membandingkan kondisi di jalan tol Cipali itu dengan tol Palikanci. Dia menyatakan, di tol Palikanci, marka jalan sudah bisa memantulkan cahaya dari jarak 15 meter. Namun di tol Cipali, pantulan cahaya dari marka jalan masih redup meski pada jarak tiga meter.

 

Purwandono menambahkan, jarak antara tepi aspal dengan pengaman tepi jalan di tol Cipali pun jaraknya hanya sekitar 50 - 60 cm dari tepi aspal. Biasanya sekitar 90 cm – 1 meter. Akibatnya,  jika kendaraan melaju dengan kecepatan tinggi, akan langsung menghantam guardrail.

 

‘’Setelah tepi aspal ada ruang disebut shoulder, yang gunanya untuk meredam kecepatan kendaraan ,’’ kata Purwandono.

 

Tak hanya itu, lanjut Purwandono, tol Cipali pun memiliki tikungan yang tajam di sejumlah titik. Bahkan, ada yang nyaris membentuk huruf U.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement