Selasa 07 Jul 2015 20:21 WIB

Subsidi Negara Dinilai Bisa Cegah Konglomerasi Parpol

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Angga Indrawan
Logo dan lambang partai politik di Indonesia.
Foto: sekilasindonesia.com
Logo dan lambang partai politik di Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesian Coruption Watch (ICW) menilai perlu kembali dipertimbangkan peningkatan subsidi negara terhadap partai politik (parpol). Hal itu dilakukan untuk mencegah adanya konglomerasi parpol oleh dominasi elite.

"Dominasi elite masuk untuk menguasai partai ini semakin tinggi, di situ harusnya negara masuk untuk memperbaiki dengan cara memberikan porsinya," ujar Kordinator Bidang Korupsi dan Politik ICW, Donal Fariz dalam diskusi Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) di Radio Dalam, Jakarta, Selasa (7/7)

Menurutnya, dengan begitu negara juga bisa mendorong parpol untuk memperbaiki tata kelola keuangan internal parpol. Jika revisi bantuan parpol diubah, kata dia, juga harus disertai mekanisme pengaturannya. Donal melihat sejak terjadinya penurunan subsidi kepada parpol membuat kondisi parpol semakin memburuk, itu juga yang kemudian menyebabkan adanya penguasaan oligarki parpol oleh kaum elitis.

"Memang uang berapa pun tidak akan cukup untuk partai, tetapi harus dicari item-item kebutuhan mendasar partai, di mana negara mampu disubdisi, kalau ini terus dibiarkan terus menerus, akan semakin buruk," ujarnya.

Selain itu juga adanya oligarki dalam Parpol juga berpengaruh terhadap pengambilan kebijakan yang ada di parlemen. Menurutnya, jika ini dibiarkan ini juga akan merugikan negara.

Dia menambahkan meskipun menilai perlunya peningkatan subsidi negara kepada Parpol, harus disertai dengan perhitungan yang tepat. Menurutnya, pola penghitungan subsidi parpol harus disesuaikan dengan kebutuhan mendasar parpol.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement