REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pemerintah Amerika Serikat (AS) mengatakan negaranya telah melakukan perekrutan pejuang oposisi Suriah untuk melawan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Namun, dari ribuan yang telah mengikuti pelatihan dan seleksi, AS hanya mendapatkan 60 pejuang saja yang memenuhi kriteria dan kebutuhan.
AS, melalui Menteri Pertahananya Ash Carter mengaku jumlah tersebut masih jauh dari yang mereka harapkan sebelumnya, alias minim. "Jumlah itu jauh dari yang kami harapkan saat ini," jelas Carter saat rapat Senat, seperti dilansir Reuters, Selasa (7/7).
Namun Carter masin optimistis akan mendapatkan pejuang yang lebih baik lagi dan jumlah itu akan bertambah. "Kami akan melakukan yang lebih baik. Dan jumlah yang 60 (pejuang Suriah), yang kurang mengesankan, akan lebih besar dari waktu ke waktu," tuturnya.
Sebelumnya, militer AS meluncurkan program pada Mei lalu untuk melatih pejuang oposisi Suriah dalam rangka melawan ISIS. 5400 pejuang dilaporkan telah mengikuti pelatihan tersebut. Namun seiring berjalannya program itu, banyak pejuang yang mengundurkan diri dan tidak lolos uji pelatihan yang sesuai standar militer AS.