REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Total E&P Indonesie menampik tudingan bahwa penurunan produksi migas di Blok Mahakam terkait gonjang - ganjing Blok Mahakam belakangan ini. Seperti diketahui, Presiden Jokowi meminta agar pihak Total, Inpex, dan PT Pertamina (persero) segera mempersiapkan proses transisi Blok Mahakam.
VP Corporate Communications HR and Finance Total E&P Indonesie Arividya Noviyanto menyebutkan, hingga akhir tahun 2015 ini Total menargetkan angka produksi gas mencapai 1.645 juta kaki kubik perhari. Angka ini lebih rendah dari perolehan produksi pada semester I 2015. Tahun lalu saja, produksi gas Total menyentuh angka 1.670 juta kaki kubik per hari.
Menurunnya produksi Blok Mahakam ini, lanjut Novi, lebih karena faktor geologis. Blok Mahakam memiliki sumur-sumur tua yang telah berproduksi selama lebih dari 50 tahun.
"Saat ini produksi kita memang lebih tinggi dibanding target akhir tahun. Saya sudah bilang berkali kali bahwa kita ini in decline secara alamiah. Produksi gas sudah menurun," jelas Novi, Selasa (7/7).
Diberitakan sebelumnya, Presiden Jokowi meminta seluruh persiapan alih kelola Blok Mahakam antara PT Pertamina (persero), Total E&P Indonesie, Inpex Corporation, dan juga BUMD Kalimantan Timur harus segera dimulai. Jokowi menilai, proses alih kelola di tingkat operasional harus disiapkan sebaik-baiknya agar tidak ada gangguan teknis.
Hal ini disampaikan oleh Tim Komunikasi Presiden Teten Masduki, menyusul pertemuan Presiden Jokowi dengan seluruh pihak yang terlibat dalam alih kelola Blok Mahakam."Begitu pula komunikasi dengan para pihak harus dijaga agar tidak ada salah pengertian," ujar Teten pekan lalu.