REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Sekretaris Jendral Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tengku Zulkarnain mengatakan, Hari Raya Idul Fitri adalah momen untuk peduli terhadap sesama. Menurutnya, Zakat Fitrah adalah salah satu cara berbagi agar pada 1 Syawal tak ada orang kelaparan.
“Makanya diwajibkan bayar zakat fitrah agar tidak ada satu orang pun yang kelaparan pada saat Idul Fitri. Berdosa lho seluruh manusia jika ada satu saja orang miskin yang lapar pada hari itu,” kata dia kepada Republika, Rabu (8/7).
Mengeluarkan Zakat Fitrah bertujuan menyucikan harta yang kita punya. Tapi lebih dari itu, ada esensi dan manfaat yang bisa diperoleh dari Zakat Fitrah itu sendiri. Di antara esensi tersebut adalah berbagi dan memberi kebahagiaan bagi orang yang kurang mampu.
Zakat Fitrah juga menjalin tali kasih sayang dan persaudaraan diantara umat manusia. Selain itu, kita juga akan tersadar bahwa segala apa yang kita miliki adalah semata pemberian Allah yang di dalamnya ada hak-hak kaum fakir-miskin dan orang-orang yang kurang mampu.
Zakat Fitrah ialah zakat diri yang diwajibkan atas diri setiap individu lelaki dan perempuan muslim yang berkemampuan.
Kata Fitrah merujuk pada keadaan manusia saat baru diciptakan sehingga dengan mengeluarkan zakat ini manusia diharapkan kembali pada kesucian.
“Semua orang Islam yang mampu wajib membayar Zakar Fitrah, walau bayi yang baru lahir beberapa menit sekali pun,” tambah Tengku.