REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - PT Total E&P Indonesie akan melangsungkan kegiatan eksplorasi minyak dan gas (migas) di tiga blok yakni Blok South Segari, Blok Telen, dan Blok Mentawai. Hal ini dilakukan Total meski saat ini publik masih menanti kelanjutan sikap Total atas Blok Mahakam, Kalimantan Timur yang habis kontrak pada 2017 nanti.
VP Corporate Communication HR and Finance PT Total EP Indonesie Arividya Noviyanto menjelaskan, pihaknya telah melakukan ekplorasi selama enam tahun berturut-turut mulai dari tahun 2009.
"Rata-rata (kegiatan eksplorasi) di daerah frontier. Rata-rata satu sampai dua sumur ekplorasi pertahun. Kita pernah Ngebor di selat makassar laut dalam dan laut arafuru yang merupakan perbatasan Australia. Selat Makasar dikedalaman 2000 meter. Sedangkan di Papua tidak ada yang jalan," ucapnya di kantor PT Total EP Indonesia, Selasa (7/7).
Noviyanto menyebutkan, hasil pengeboran eksplorasi di blok Mentawai, Bengkulu belum mendapatkan hasil yang positif, Total EP baru menemukan sumber gas yang tidak ekonomis. "Di Mentawai dengan kedalaman 1000 meter dengan biaya sumur di atas 80 juta USD (dolar AS) yang success ratio-nya kecil," terangnya.
Total EP lakukan evaluasi geologi di Blok South Sagari (Sulawesi Selatan) dan Blok Telen (Kalimantan Timur) untuk mematangkan prospek.
"South Sagari sudah ada prospek yang menarik di kedalaman 2000 meter dpl. Sedangkan Blok Telen memiliki karakteristik dengan tekanan tinggi, suhu tinggi, dan laut dalam. Biaya pengeboran akan mahal sekali. Perkiraan awal minimum 150 juta dollar per sumur. Kita mencari rig laut dalam yang beroperasi di Indonesia agar ongkos bisa ditekan," ucapnya.
Kegiatan ekplorasi di tiga blok tersebut, lanjutnya, Total EP akan menggandeng parner untuk menaggung risiko bersama. Salah satunya dengan melakukan farm out dan mmebuka data room.
Arividya menyebutkan partner ekplorasi di Blok Mentawai bersama Mubadala. Persentase kepemilikan saham sebesar 80 perssen Total EP dan 20 persen Mubadala. Namun dia tidak menyebutkan parner di dua blok lainnya.