REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bursa saham Cina mengalami penurunan drastis pada level terendahnya sejak peningkatan pada awal 2015. Keadaan tersebut ternyata mempunyai dampak terhadap saham di seluruh Cina.
"Perbedaan karakteristik saham Cina membuat bursa saham di Tiongkok paling terdampak," kata pengamat ekonomi, Reza Priyambada kepada ROL, Rabu (8/7).
Ia, menjelaskan perbedaan karakteristik bursa pasar modal di Cina cukup berpengaruh karena sistem transaksinya. Kondisi tersebut semakin berpengaruh karena pergerakan saham Cina pada akhir Mei yang mengalami perubahan pergerakan.
Karakteristik tersebut membuat para pelaku pasar saham Cina menjadi lebih fleksibel. "Yah seperti misalnya ada pelaku pasar bertransaksi di bursa Shanghai namun dia juga bisa membeli bursa saham Shenhzen tanpa harus berpindah account," jelas Reza.
Sehingga karakteristik yang fleksibel tersebut membuat transaksi lebih bebas namun sekaligus berdampak lebih. Jika kedua saham di Shanghai dan Shenhzen dibeli, maka ketika menjual saham di Shanghai secara otomatis saham di Shenhzen dijual.
Diketahui, pemerintah Cina juga mengambil langkah-langkah untuk menyelamatkan keterpurukan bursa saham di negaranya. Dikhawatirkan langkah tersebut akan berdampak negatif karena adanya penyuntikan modal untuk memberikan pinjaman.