REPUBLIKA.CO.ID, ALJIR -- Setidaknya 22 orang tewas dalam bentrokan antara Suku Berber dan Suku Arab di Aljazair Selatan yang merupakan peristiwa paling berdarah dalam dua tahun terakhir antarkelompok masyarakat tersebut.
Rumah, toko, gedung-gedung pusat pelayanan publik, mobil, dan perkebunan kelapa dibakar di wilayah Guerrara dan kota utama dari Ghardaia, 600 kilometer atau 370 mil sebelah selatan dari ibu kota Aljir dalam peristiwa kekerasan yang berkobar pada Selasa dan Rabu itu.
Presiden Abdelaziz Bouteflika dilaporkan melakukan pertemuan darurat dengan para pemimpin di negara itu setelah bentrokan terjadi di mana ia memerintahkan komandan regional untuk mengawasi tindakan keamanan dan pemerintah daerah untuk membangun kembali ketertiban umum.
"Saya juga meminta perdana menteri untuk menghukum semua yang melanggar hukum dengan sesuai dengan tingkat kerusakan yang terjadi serta menjamin keamanan warga dan barang-barang milik mereka," kata kantor kepresidenan dalam sebuah pernyataan dilansir AP Kamis (9/7).
APS mengatakan 19 orang terluka dalam dua hari bentrokan antara Suku Chaamba Arab dan Mozabite Berber di Lembah M'Zab lembah bahkan ada pula yang meninggal karena luka-luka mereka sehingga meningkatkan jumlah korban sejak Selasa (7/7) menjadi 22 korban tewas.
Kantor berita APS juga menyatakan bahwa puluhan orang lainnya terluka dalam pertikaian itu di sekitar kota Ghardaia yang terkenal dengan situs Warisan dunia UNESCO. Menteri Dalam Negeri Nouredine Bedoui langsung meninjau ke wilayah yang dilanda kekerasan itu.
Sementara itu, seorang koresponden AFP mengatakan penerbangan Aljir-Ghardaia dibatalkan sampai hari Minggu (12/7) mendatang. "Situasi ini sangat serius. Ini bukan hanya bentrokan lagi, ini tindakan terorisme. Kelompok bersenjata juga telah menguasai pintu masuk kota," kata pemimpin Mozabite.
Sebuah sumber keamanan mengatakan bala bantuan polisi akan dikirim dari ibu kota Aljir. Bentrokan terakhir pecah di M'Zab pecah pekan lalu sehingga mendorong penyebaran personel anti huru-hara melakukan tembakan gas air mata untuk membubarkan kerumunan.
Ratusan rumah dan toko-toko, sebagian besar dari Suku Mozabites telah dirampok di sekitar kota Ghardaia. Sejak berabad-abad lalu hubungan baik antara orang Arab dan Berber di daerah itu, akhirnya memburuk pada Desember 2013 lalu. Sebagian besar properti dan kuil bersejarah milik Suku Berber dihancurkan dalam bentrokan tersebut.