Kamis 09 Jul 2015 13:38 WIB

Meski Sudah Impor, Harga Daging Masih Tinggi

Rep: Sonia Fitri/ Red: Hazliansyah
Pekerja melakukan pemotongan daging sapi di Rumah Pemotongan Hewan (RPH) milik PT Berdikari (Persero), di Desa Gandasari, Kecamatan Cibitung Barat, Bekasi, Jawa Barat (8/7).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Pekerja melakukan pemotongan daging sapi di Rumah Pemotongan Hewan (RPH) milik PT Berdikari (Persero), di Desa Gandasari, Kecamatan Cibitung Barat, Bekasi, Jawa Barat (8/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Harga daging sapi di pasaran jelang hari raya idul fitri masih melambung hingga Rp 120 ribu per Kg. Padahal, pemerintah telah membuka keran impor sapi potong per tiga bulan sampai harga stabil.

Menjawab hal tersebut, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Muladno mengaku sulit menjabarkan alasan karena begitu kompleksnya.

"Sebenarnya urusan ini kompleks, ini urusan permainan, banyak kepentingan," kata dia kepada Republika pada Kamis (9/7).

Tapi jika ingin menjawab dengan bahasa standar, ia mengatakan bahwa hal tersebut disebabkan urusan supply and demand.

Meski begitu, ia memastikan stok sapi hingga akhir tahun sebanyak 221 ribu ekor. Jumlah tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan konsumsi daging hingga lima bulan ke depan. Jadi, kata dia, seharusnya sampai lebaran negara memiliki stok yang cukup. Lagi pula, jika kurang, pemerintah masih membuka keran impor yang jumlahnya menyesuaikan kebutuhan.

Impor daging dilakukan per tiga bulan. Sebab ketika sapi-sapi potong dari luar negeri masuk, ia tak bisa langsung diedarkan di pasar domestik. Sapi-sapi tersebut harus terlebih dahulu dipelihara selama tiga bulan, hingga memenuhi standar berat potong ideal.

"Sampai sekarang kisarannya kita impor 50-100 ribu ekor per tiga bulan," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement