Kamis 09 Jul 2015 15:00 WIB

Sudah Sebulan, Harga Tomat di Tingkat Petani Anjlok

Petani memanen tomat. Harga tomat melonjak naik.
Foto: Antara
Petani memanen tomat. Harga tomat melonjak naik.

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Harga komoditas tomat di tingkat petani anjlok hingga Rp 500 per kilogram. Penurunan harga ini sudah terjadi sejak satu bulan terakhir.

‘’Harga terjun bebas karena pasokan tomat ke pasaran cukup banyak,’’ ujar Ketua Kelompok Tani Warnasari Satu Kecamatan/Kabupaten Sukabumi Ajum Arasyid kepada Republika, Kamis (9/7).

Hal tersebut dikarenakan para petani sayuran di berbagai daerah hampir bersamaan melakukan panen tomat. Sebelumnya ujar Ajum, harga tomat di tingkat petani berkisar antara Rp 5.000 hingga Rp 6.000 per kilogram.

Sehingga penurunan harga ini menyebabkan para petani mengalami kerugian cukup besar.

Pasalnya ungkap Ajum, biaya produksi untuk menghasilkan tomat cukup besar. Bila dirata-ratakan dalam satu hektare diperlukan biaya produksi sebesar Rp 100 juta.

Biaya tersebut sudah termasuk untuk biaya benih, pupuk, obat atau pestisida untuk mengendalikan organisme pengganggu tanaman (OPT).

Beruntung lanjut Ajum, dalam satu hektare tersebut tidak hanya ditanam tomat melainkan cabai merah. Harga cabai merah di tingkat petani saat ini cukup baik yakni Rp 20 ribu per kilogram. Selama ini terang Ajum, para petani menjual tomat ke daerah Jakarta dan sekitarnya.

Proses penjualan dilakukan melalui perantara tengkulak atau pengepul. Anjloknya harga tomat sambung Ajum, sudah disampaikan kepada pejabat Kementerian Pertanian (Kementan) yang mengunjungi Sukabumi beberapa waktu lalu.

Keluhan serupa juga disampaikan langsung kepada Menteri Perdagangan (Mendag) Rahmat Gobel saat melakukan panen cabai merah di sentra cabai Lembah Halimun, Desa Perbawati, Kecamatan/Kabupaten Sukabumi Rabu (8/7) lalu.

Hasilnya ujar Ajum, pemerintah berjanji akan menjaga harga tomat agar tidak merugikan para petani. Bahkan,  kata dia Mendag Rahmat Gobel membeli tomat hasil produksi petani dengan harga yang tinggi.Di mana, Mendag membeli tomat sebanyak 400 kilogram dengan harga Rp 20 juta. Ratusan kilogram tomat tersebut langsung dibawa staf Kemendag dengan mobil ke Jakarta.

Lebih lanjut Ajum mengatakan, uang pembelian dari Mendag ini akan digunakan untuk kembali menanam cabai merah keriting dan tomat. Selain itu uang tersebut menjadi tunjangan hari raya (THR) bagi petani sayuran.

Petani lainnya Taufik Hidayat (28 tahun) mengatakan, para petani berharap peran pemerintah dalam menjaga kestabilan harga sayuran seperti tomat dan cabai merah.

Kondisi ini dikarenakan anjloknya harga akan sangat memberatkan kehidupan para petani. Mendag Rahmat Gobel kepada wartawan mengatakan, pembelian tomat dengan harga tinggi tersebut untuk menghargai kerja keras dan semangat petani dalam mengolah lahan pertanian.

Meskipun para petani mengalami kerugian pada masa panen akibat harganya anjlok.Rahmat berharap, para petani tetap bersemangat dalam memproduksi cabai maupun tomat. Produksi yang stabil tersebut akan turut menstabilkan harga komoditas tersebut di pasaran.

Pemerintah kata Rahmat, akan mengefektifkan peran Perum Bulog dalam menjaga kestabilan harga komoditas holtikultura.  Nantinya, Bulog akan menyerap hasil panen petani dan berada di pasar-pasar.

Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan (DPTP) Kabupaten Sukabumi Sudrajat mengatakan, pasokan tomat ke pasar cukup banyak karena petani memasuki masa panen secara bersamaan.

Ke depan, diperlukan pengaturan agar masa penen tidak dilakukan bersamaan waktunya.Hal ini sesuai dengan arahan dari Dirjen Holtikultira Kementan Spudnik Sujono saat berdialog dengan petani di Desa Perbawati Sukabumi pada 29 Juni lalu. Targetnya pengaturan ini bisa menjaga harga tomat supaya tidak merugikan petani dan tidak memberatkan konsumen atau masyarakat.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement