REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kawasan Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) Riau seluas 200 hektare mengalami kebakaran pada Kamis (9/7). Kebakaran menimpa koordinat S 00 12 55.9 dan E 101 54 28 .4. Kebakaran disulut oleh titik api yang ditemukan tim fire fighter PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) Sektor Ukui yang tengah melakukan patroli di wilayah konsesi RAPP.
“Kami kemudian langsung melaporkan ke petugas TNTN dan juga ke pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam," kata ketua tim, Almei Hendra di Ukui, Riau, Kamis (9/7).
Kebakaran berhasil dikendalikan setelah perusahaan menurunkan 20 orang tim fire fighter dan melakukan water bombing dengan helikopter jenis eurocopter AS350B3e. Diterangkannya, pemadaman api dari wilayah darat berlangsung selama kurang lebih 9 jam. Selanjutnya, tim pun terus berkoordinasi dengan pihak TNTN dan BKSDA untuk memantau perkembangan titik api baik di TNTN maupun di wilayah Ukui lainnya.
Untuk mengantisipasi kebakaran hutan, RAPP memiliki dua buah helikopter dengan empat kapten pilot, serta ratusan tim fire fighter yang siap membantu memadamkan setiap kebakaran hutan yang terjadi di luar area konsesi. RAPP juga telah berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulana Bencana (BNPB) dan BKSDA untuk meningkatkan kesiapan tim fire fighter.
Produsen bubur kayu dan kertas terintegrasi itu juga telah mengumumkan Fire Danger Periode yang berlaku di seluruh wilayah konsesinya di Provinsi Riau sejak 1 Juli-31 Agustus 2015. Langkah tersebut merupakan upaya pencegahan kebakaran hutan yang pertama kali dilakukan oleh perusahaan kehutanan di Indonesia.
Pengumuman tersebut juga merupakan bagian dari upaya holistik pencegahan kebakaran hutan, sekaligus mencerminkan komitmen perusahaan yang selangkah lebih maju dalam upaya kolaboratif menekan masyarakat lokal melakukan pembakaran dan membantu mencegah terjadinya kebakaran.
Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Rafles B. Panjaitan mengaku telah melakukan sejumlah upaya pengendalian kebakaran. Diantaranya membangun sekat kanal semi permanen untuk menjaga kelembaban lahan gambut.
“Di Riau dibangun 62 sekat kanal, selain itu juga di bangun di Tanjung Jabung Barat, jambi,” katanya. Pendanaan pembangunan sekat kanal tersebut berasal dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana KLHK dengan dukungan UNDP (United National Development Programme). Lembaga tersebut juga membantu penyekatan 103 kanal di Riau.
Berdasarkan analisis dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), fenomena Elnino akan berdampak besar pada penurunan curah hujan yang mengakibatkan kemarau panjang hingga Desember 2015 yang membuat potensi kebakaran hutan dan lahan meningkat. Raffles mengatakan, dukungan dari pihak swasta seperti RAPP, dibutuhkan untuk membantu pengendalian kebakaran.