REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Indonesia memastikan kalau dua badan antiteroris mereka telah mengawasi kegiatan dua pilot Indonesia yang namanya dibocorkan oleh dokumen Kepolisian Federal Australia karena dicurigai mendukung militan Negara Islam Irak Suriah (ISIS).
Ridwan Agustin dan Tommy Abu Alfatih disebut-sebut dalam dokumen Kepolisian Federal Australia yang bocor berjudul "Identifikasi Daftar Pilot Indonesia yang Berpandangan Ekstrim", patut dicurigai sebagai ancaman serius.
Dokumen itu disusun Kepolisian Federal Australia (AFP) pada bulan Maret tahun 2015 dan menyatakan kedua pilot Indonesia itu diduga telah diradikalisasi dan mulai mendukung ISIS.
Pada awalnya Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam), Tedjo Edhy Purdijatno, mengatakan informasi ini perlu diperiksa terlebih dahulu oleh Badan Keamanan Indonesia. Namun kini Menkopolhukam Tedjo Edhy Purdijanto memastikan pada ABC News kalau kedua pria itu memang tengah diawasi gerak geriknya oleh Badan Nasional Anti Terorisme (BNPT) dan satgas Densus-88 pasukan elit anti teroris Indonesia yang dibentuk pasca tragedi bom bali tahun 2002 lalu.
Menurut Menkopolhukam tim mereka telah mengawasi kedua pilot tersebut selama 6 bulan terakhir. Tedjo tidak mengatakan apakah Kepolisian Australia berbagi informasi intelegen mereka mengenai kedua pilot tersebut dengan Indonesia.
Laporan AFP yang disusun bulan Maret 2015 itu bocor dan kemudian dimuat pertama kali di website Amerika Serikat bernama The Intercept. Website itu menyatakan laporan AFP ini telah dibagi di kalangan penegak hukum di Turki, Yordania, Inggris, dan AS sendiri.
"Pada 16 Maret 2015, AFP menerima informasi bahwa dua orang pilot Indonesia, yang kemungkinan bekerja di AirAsia and PremiAir, telah memposting di laman Facebook mereka pernyataan dukungan bagi ISIS," demikian laporan AFP seperti dikutip The Intercept baru-baru ini.
Sebelumnya juru bicara Menteri Luar Negeri Australia, Arrmanatha Nasir dan juru bicara Kepolisian Indonesia, Anton Charliyan mengatakan mereka tidak mengetahui dugaan tersebut dan akan mengeceknya dengan otoritas lain.
Disebutkan bahwa pilot bernama Tommy pernah ke Australia tahun lalu selain mengunjungi berbagai negara tujuan lainnya.
"Berdasarkan atas analisa isi akun Facebook mereka, dipercaya bahwa kedua orang ini telah dipengaruhi elemen-elemen radikal - paling tidak secara online - dan akibatnya, mungkin menimbulkan ancaman bagi keamanan," kata The Intercept mengutip apa yang mereka sebut laporan AFP.
Ditambahkan, "Kedua pilot tampaknya dipengaruhi elemen ISIS termasuk propaganda online oleh unsur radikal Indonesia dan oleh milisi ISIS asal Indonesia yang ada di Suriah atau Irak".
AirAsia telah mengatakan kepada CNN bahwa pilot Ridwan Agustin telah dipecat setelah Ia diduga melakukan kontak dengan ISIS.
Dokumen AFP yang mengungkapkan tuduhan ini menyatakan isteri tersangka Ridwan Agustin, yakni Diah Suci Wulandari, baru-baru ini telah mempublikasi informasi di internet dari Jemaah Anshorut Tauhid (JAT).
Seperti diketahui JAT merupakan kelompok yang dibentuk oleh ulama radikal Indonesia, Abu Bakar Bashir, yang mengakui sumpah setianya pada ISIS dari dalam sel penjaranya.
Abu Bakar Baashir merupakan pendiri Jemaah Islamiyah, yang terkait dengan Al Qaeda dan menjadi dalang dibalik tragedi Bom Bali.
Disclaimer:
Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).