Kamis 09 Jul 2015 19:40 WIB

Waspadai Kejahatan di Keramaian Saat Mudik

Rep: Hilman Fauzi/ Red: Yudha Manggala P Putra
Mudik Awal: Antrean penumpang ketika memasuki Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Rabu (8/7).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Mudik Awal: Antrean penumpang ketika memasuki Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Rabu (8/7).

REPUBLIKA.CO.ID, SERANG -- Kepala Satuan Reskrim Polres Serang mengimbau masyarakat, khususnya para pemudik mewaspadai tempat-tempat ramai di jalur mudik. Keramaian, kata dia, kerap dimanfaatkan penjahat dalam melancarkan aksinya.

"Pengalaman kami, tempat rawan kriminalitas jalur mudik adalah tempat-tempat yang jadi titik kumpul masyarakat atau keramaian seperti di antrean di Pelabuhan Merak, juga di sepanjang jalur wilayah Hukum Serang," kata Rizal, Kamis (9/7).

Karena, lanjut Rizal sepanjang jalur mudik yang ada di wilayah hukum Serang  banyak  kendaraan besar yang berhenti di SPBU dan tempat peristirahatan sehingga tempat menjadi padat dan ramai.  "Itu kita catat menjadi tempat rawan kriminalitas," ungkapnya.

Potensi kejahatan di keramaian, menurut Rizal sangat tinggi. Sebab, penjahat bisa berbaur dengan masyarakat lain, sehingga sulit dibedakan.

"Karena tempat seperti itu mereka bisa berbaur, kita tidak tahu mana yang penjahat, karenanya diharapkan hati-hati," jelasnya.

Sedangkan jenis kejahatan yang sering terjadi adalah kejahatan seperti pencopetan dan jambret.

"Itu sering terjadi.  Hipnotis dan kejahatan memperdaya juga sering terjadi. Dan tempat-tempat pemberhentian yang ramai, seperti Terminal Pakupatan menjadi tempat yang paling sering terjadi," katanya. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement