REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Bagaimana rasanya hidup seabad, bahkan lebih? Inilah pengalaman sejumlah warga Australia yang mencapai usia dan disebut sebagai Centenarian.
Joanna Barrett, 101
Joanna Barrett (ABC News: Margaret Burin)
Joanna Barrett di usia mudanya.
"Waktu paling membahagiakan dalam hidupku adalah saat menikah. Kami bertemu di sebuah pesta. Kami melewati banyak kenangan indah - menyelam, berkeliling naik motor dan berkuda," katanya belum lama ini.
Joanna Barrett lahir dan tumbuh besar di Glenelg, Adelaide. Sebagai anak gadis ia suka berenang dan main tenis. Ia bertemu suaminya Roderick di sebuah pesta, saat Roderick yang dari Melbourne mengunjungi Adelaide untuk ikut balapan motor.
Mereka menikah tahun 1937 dan pindah ke Melbourne. Joanna menjadi ibu di masa perang, dan turut menjadi sukarelawan menjahit baju untuk para tentara. Ia selalu menyukai musik, nonton film dan traveling.
Margaret McGeown, 100
Margaret McGeown (ABC News: Margaret Burin)
Margaret McGeown dan suaminya
"Saya bekerja di Queen's University di Great Hall dan kami melayani Ratu saat ia makan siang di sana. Mengesankan sekali. Saya tak bisa jelaskan bagaimana rasanya. Saya juga tidak bisa kasih tahu apa menunya hari ini," tuturnya.
Margaret McGeown lahir di Irlandi Utara, Juni 1915. Sebagai remaja, ia suka membuat kue. Ia menikah di usia 25 tahun dengan Bertie yang bekerja membangun kapal Titanic di galangan Harland dan Wolff di Belfast.
Mereka dikaruniai empat anak dan pindah ke Australia di awal 1970an. Bertie meninggal tidak lama kemudian.
Margaret adalah seorang penganut Protestan dan masih terus ke gereja setiap Minggu. Ia membuka sedikit rahasia: makan pisang setiap pagi adalah kunci umur panjang!
Millie Andrews, 100
Millie Andrews bersama anak-anaknya.
"Momen paling sukses dalam hidupku adalah saat mencapai usia 100, karena pada hari itu saya menerima medali OAM yang menghargai pengabdian saya untuk anak-anak disabel," katanya.
Mildred Andrews lahir di Melbourne dan tinggal di daerah bernama Williamstown selama 90 tahun. Sebagai remaja dia bekerja pengolahan wool dan harus menghabiskan dua jam jalan kaki setiap harinya.
Selama perang suaminya bergabung Angkatan Laut dan ia menjahit pakaian tentara.
Setelah melahirkan anaknya Susan, Mildred mulai menolong temannya yang memiliki anak disabel. Ia menghabiskan 30 tahun usianya untuk membantu anak-anak disabel.
Ron Bennett, 102
Ron Bennett (ABC News: Margaret Burin)
Ron dan Isabelle Bennett
"Saya tergila-gila kepada istri saya. Saya melihatnya pertama kali di atas tram dan hatiku berdebar tidak karuan. Ia begitu cantiknya. Ia bersama kembarnya sering berfoto untuk toko pakaian. Kami biasanya menghabiskan waktu di jok belakang mobil dan saling berpelukan, lama...," ujarnya.
Ron Bennett tumbuh besar di Melbourne di daerah bernama St Kilda merupakan satu dari enam bersaudara. Ron ikut perang dunia kedua di Mesir, Suriah, Lebanon dan Yunani, dan menik Isabelle saat pulang cuti ke Australia. Mereka memiliki empat anak.
Sesudah perang ia bekerja sebagai agen pajak di perusahaan wool dan pakaian, dan belakangan menjalankan bisnis teh dan kopi milik keluarganya hingga usia 90 tahun. Isabelle meninggal tiga tahun lalu di usia 93. Ia mengaku hidup panjang karena kurang minum minuman keras dan tidak merokok.
Florence Smith, 100
"Momen terbahagia bagiku adalah saat keluar dari rumah sakit setelah delapan minggu dirawat karena pneumonia. Saat itu saya masih usia 20an tahun dan kini saya bahkan sudah 100," katanya.
Florence Smith tumbuh besar di daerah Gaffneys Creek, di Victoria. Dia pindah ke Melbourne sebagai remaja dan tinggal bersama tantenya. Ia bekerja di tokoh buah dan suka menari.
Ia juga pernah bekerja sebagai petugas kebersihan dan pelayan di sejumlah hotel dan penginapan.
Ia menikah di usia 20 tahun dan dkaruniai tiga anak. Ia mengatakan menghindari alkohol adalah pelajar terbaik untuk panjang.
Mabel Handasyde, 100
Mabel Handasyde (ABC News: Margaret Burin)
Mabel Handasyde di usia mudanya.
"Jika saya meninggal malam ini, saya sudah cukup bahagia," ujarnya.
Mabel Handasyde besar di daerah Mount Evelyn, di luar Melbourne, sebelum pindah ke kota sebagai remaja. Ia suka menjahit dan menari. Pernah bekerja di pabrik bunga selama 40 tahun dan mahir merangkai bunga. Di sana ia bertemu suaminya Frederick dan menikah di tahun 1939.
Roy Pedder, 100
Roy Pedder (ABC News: Margaret Burin)
Roy Pedder saat masih anak-anak.
"Saat memulai bisnis, itulah momen paling membahagiakan. Bisnis terus berkembang dan saya berusia 94 baru berhenti," katanya.
Roy Pedder tumbuh di Piangil di Victoria dan hidup sebagai petani. Setelah keluarganya kehilangan lahan, Roy, yang saat itu berumur 20an berpindah-pindah kerja di perkebunan.
Roy kemudian pergi ke Northern Territory, dan bekerja di pertambangan emas dan di rel kereta api. Saat perang pecah, ia turut serta. Ia menikah usai perang dan memiliki tiga anak.
Ia memulai bisnis yang kini menjadi perusahaan multinasional bernama Pedders. Bisnisnya kini dijalankan anak dan cucunya.
Stella Shaw, 100
"Saat tak lagi memiliki suami, saya didekati sejumlah pria namun tidak tertarik. Saya hanya mengenal satu lelaki, Chester. Dia cinta sejatiku," katanya.
Lahir di Bondi, ayah Stella bernama Harry Thompson adalah juara balap sepeda. Di masa depresi, Stella harus berhenti sekolah karena bisnis keluarganya nyaris bangkrut. Mereka bertahan dengan beternak ayam.
Di usia 20an Stella berkeliling dunia dan sempat melihat Mussolini pidato di Roma.
Dia bertemu suaminya Chester di Sydney dan menikah tahun 1941. Mereka dikaruniai empat anak. Sepeninggal suaminya, Stella masih suka berkeliling dunia dan bermain golf hingga usia 88.
Jean Forster, 101
"Saya suka menari. Saya tidak mengkhawatirkan apa-apa, apa gunanya khawatir?" katanya.
Lahir di Carlton, Jean adalah satu dari tujuh bersaudara dan memiliki kembar bernama Eric. Saudara lainnya juga ada yang kembar.
Ia menyukai footy pertandingan bola khas Australia dan satu sekolah dengan salah seorang legenda footy bernama Dick Reynolds.
Jean bekerja sebagai penjahit baju dan memiliki satu anak dari suami pertamanya. Ia menikah lagi dengan suami kedua bernama Reg, dan punya tiga anak lagi.
Ketika Reg sudah pensiun, suami istri ini berkeliling dunia bersama-sama.