REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tersangka Margriet Christina Megawe akhirnya mau melakukan konfrontasi dengan kedua saksi dalam kasus kematian anak angkatnya, Engeline Margriet Megawe.
Juru bicara dari Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A), Siti Sapurah sebagai pendamping saksi menyatakan jawaban Margriet saat dikonfrontir tidak ada kejelasan.
“Ya banyak hal lah ya yang belum jelas jawabanya. Kebanyakan jawabanya: saya lupa, saya tidak ingat, saya tidak tahu. Sudah begitu saja jawabanya,” kata Siti kepada ROL, Jumat (10/7).
Ia berpendapat, pada intinya Margriet belum mau menjawab pertanyaan konfrontasi tersebut dengan tegas. Sebanyak pertanyaan yang diajukan oleh pihak penyidik, ia tidak berani menjawab dengan ya atau tidak.
Di sisi lain, sikap Margriet menurut Siti juga belum berani untuk menanggapi kasus yang sedang disangkakan kepadanya. “Dia (Margriet) juga tidak memberi pernyataan untuk menyalahkan dan membenarkan apa saja pertanyaan penyidik mengnai kronologis pembunuhan Engeline,” ungkap Siti.
Padahal, lanjut Siti, pertanyaan awal terkait apa yang disaksikan oleh kedua saksi Rahmad Handono dan Susiani sangat ringan. Ia menjelaskan, pertanyaan awal hanya saat hari kejadian pembunuhan Engeline kedua saksi pamit kepada Margriet ingin berangkat kerja.
Diketahui, konfrontir yang digelar oleh penyidik Polresta Denpasar dan dilakukan di Polda Bali pada Rabu (8/7) merupakan yang kedua kalinya. Seebelumya kepolisian pernah menjadwalkan namun Margriet menolak untuk dikonfrontir karena menolak dinyatakan sebagai tersangka.
Begitupun saat kemarin dikonfrontir bersama tersangka Agus Tai Hamdamai, ia mau melakukan konfrontasi. Tapi ia hanya datang dan mendengarkan konfontasi terhadap Agus, Margriet menolak menjawab pertanyaan karena menolak dinayatakan sebagai tersangka.