REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat sepak bola nasional, Budiarto Shambazy, sepakat dengan pernyataan Indra Sjafri yang telah menyamakan PSSI dengan PKI. Dia yakin Indra mengatakan hal demikian bukan bermaksud untuk menyamakan PSSI dengan PKI secara harfiah, namun lebih kepada ketaatan mereka sebagai instansi di bawah pemerintah Republik Indonesia.
''Ini kan ibarat PKI yang ketika zaman dulu membangkang pemerintah Indonesia. Baginya itu sudah tepat jika konteksnya seperti demikian,'' ujarnya.
Lantas mengenai ucapan Indra, Budiarto menilai, kemungkinan mantan pelatih tim nasional U-19 itu hanya keceplosan saja ketika menyebutkan kata PKI yang disandingkan dengan PSSI. Namun dia sepakat jika konteks yang dimaksud Indra adalah pembangkangan yang selalu dilakukan PSSI terhadap pemerintah.
Menurutnya, statuta PSSI itu harus segera direvisi karena PSSI tetaplah berada di wilayah negara yang berdaulat yang harus ditaati pemerintahannya. Bukan hanya karena statuta yang dimiliki kemudian bisa seenaknya tidak mematuhi peraturan dari pemerintah.
''PSSI itu sudah berlagak seperti Tuhan. Ketika ada yang mencampuri langsung dikenakan sanksi, campur tangan pemerintah pun mereka anggap sebagai pelanggaran statuta. Ini sudah nggak benar!,'' begitulah yang dia katakan kepada Republika Online, Jumat (10/7).
Budiarto mengaitkan dengan terbongkarnya skandal culas para elite FIFA. Selama ini, kata dia, PSSI selalu menjadikannya tolak ukur PSSI dalam menjalankan roda organisasi sepak bola di Indonesia.
''Apa yang terjadi di FIFA dengan terbongkarnya skandal korupsi selama bertahun-tahun itu menjadi contoh konkret bahwa statuta yang dimiliki federasi sepak bola itu hanya digunakan sebagai payung agar mereka lebih leluasa melakukan penyimpangan seperti korupsi, judi maupun penyalahan pengaturan,'' tuturnya.