REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Musim kemarau tiba, kabut asap siap mengancam Sumatera Selatan (Sumsel) yang memicu munculnya titik api atau hotspot penyebab kebakaran hutan dan lahan.
Menghadapi musim kemarau tahun ini Gubernur Sumsel Alex Noerdin menginstruksikan agar daerah ini bebas dari kabut asap.
“Sumatera Selatan harus zero hotspot atau tidak ada titik api yang akibat terjadinya kebakaran hutan dan lahan. Seminimal mungkin tidak ada asap dan api,” kata Alex Noerdin pada Apel Kesiapsiagaan Kebakaran Hutan dan Lahan Provinsi Sumsel Tahun 2015 dan pelepasan tim operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) di Base Ops Pangkalan TNI AU Palembang, Kamis (9/7).
Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin di depan peserta apel siaga menyatakan bangga pada pasukan dari instansi yang terlibat dalam menjaga lingkungan, hutan dan alam.
“Pekerjaan yang saudara lakukan tidak banyak diketahui orang. Saudara bertugas bukan untuk kami. Saudara bertugas menjaga hutan, lahan dan alam agar tidak terjadi kobaran api dan tidak menimbulkan asap yang menyebabkan kesulitan bagi orang lain,” kata Gubernur Sumsel.
Pada kesempatan itu Alex Noerdin juga melepas tim Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) atau hujan buatan dari BPPT dan BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana).
Menurut Gubernur, pada tahun-tahun sebelumnya teknologi modifikasi cuaca biasanya dilakukan pada saat tanggap darurat atau pada saat kabut asap mulai mengepung.
“Tapi sekarang kita lakukan sejak awal. Target kita tahun ini adalah Sumatera Selatan bebas kabut asap. Walaupun masih ada asap harus seminimal mungkin kalaupun masih ada tidak mengganggu siapa-siapa,” katanya.
Operasi TMC digagas pemerintah pusat dan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan dengan elemen masyarakat .
Tim dari BPPT menjelaskan, TMC , yaitu usaha campur tangan manusia dalam pengendalian air di atmosfer untuk menambah curah hujan atau mengurangi curah hujan pada daerah tertentu untuk meminimalkan bencana alam yang disebabkan oleh iklim dan cuaca dengan memanfaatkan parameter cuaca.