REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengunjung situs belanja 'online' meningkat hingga tiga kali lipat dari normalnya menjelang Hari Raya Idul Fitri 1436 Hijriah.
"Sejak beberapa tahun lalu, terjadi pergeseran budaya yang mana masyarakat mulai beralih dari belanja konvensional ke 'online'," kata Direktur Keuangan Zalora, Fransiscus Budi Pranata, di Jakarta, Sabtu (11/7).
Zalora merupakan salah satu situs belanja pakaian yang mempunyai sejumlah jaringan di Asia Tenggara. Budi menjelaskan setiap harinya masyarakat yang mengunjungi situs tersebut mencapai 200 ribu orang dan meningkat hingga tiga kali lipat menjelang Lebaran. "Sekarang bisa mencapai 600 ribu pengunjung setiap harinya," tambah dia.
Pranata menjelaskan, mereka sudah melakukan berbagai antisipasi baik kesiapan server maupun barang-barang. Sebelumnya, pihaknya baru meresmikan gudangnya yang terbesar di Asia Tenggara yang terletak di Cibitung, Jawa Barat.
Gudang seluas 15 ribu meter persegi tersebut terdiri atas tiga lantai dan dapat menampung sekitar 1,8 juta barang. Selain itu, pihaknya bekerja sama dengan 1.000 pedagang lainnya. "Kami juga memberikan berbagai potongan harga kepada para pengunjung, bahkan hingga 80 persen," jelas dia.
Perkembangan ponsel cerdas membuat pergeseran budaya belanja. Saat ini, masyarakat yang berbelanja melalui 'online' baru satu persen. Akan tetapi, sambung Budi, belanja 'online' masih potensial karena di Tiongkok saja persentase belanja 'online' mencapai 10 persen. "Potensi bisa tumbuh hingga 10 persen," cetus dia.
Hal itu juga didukung dengan kebiasaan masyarakat yang menghabiskan waktu menatap ponsel cerdas selama tiga jam sehari. Lebih lama jika dibandingkan menatap televisi yang hanya dua jam sehari.
Pihaknya juga mempunyai divisi kontrol kualitas untuk memastikan barang yang kirim benar-benar yang terbaik. Sebelumnya, Zalora berhasil meraih penghargaan Best CFO 2015 pada malam penganugerahan SWA beberapa waktu lalu.