Ahad 12 Jul 2015 14:56 WIB

PM Serbia Diusir dari Peringatan Pembantaian Srebrenica

Rep: Gita Amanda/ Red: Angga Indrawan
Perdana Menteri Serbia, Aleksandar Vucic
Foto: IST
Perdana Menteri Serbia, Aleksandar Vucic

REPUBLIKA.CO.ID, SREBRENICA -- Perdana Menteri Serbia, Aleksandar Vucic, terpaksa harus melarikan diri saat menghadiri upacara peringatan yang menandai 20 tahun peristiwa pembantaian Srebrenica. Para warga yang hadir mengusir Vucic dengan melemparkan batu dan botol ke arahnya.

Vucic awalnya hadir untuk memperingati peristiwa pembantaian 8.000 pria dan anak-anak lelaki Muslim oleh pasukan Serbia Bosnia menjelang akhir perang Bosnia pada 1992-1995. Namun baru saja ia meletakkan bunga di atas kuburan, warga yang hadir melemparinya dengan batu dan botol.

Beberapa warga terdengar menangis, sambil meneriakkan "Allahu Akbar!". Mereka marah atas penolakan Beograd untuk menyebut peristiwa Srebrenica sebagai genosida.

Menanggapi insiden ini, Vucic yang hadir di hadapan wartawan tanpa kacamatanya mengatakan serangan tersebut terorganisasi. Vucic mengatakan, lemparan warga membuat kacamatanya pecah.

"Itu bukan insiden. Itu serangan terorganisir," ungkapnya.

Dalam buku belasungkawa, Vucic sempat menuliskan mengenai ungkapan belasungkawanya pada korban. Ia juga sempat menuliskan harapannya untuk hubungan masa depan yang lebih baik.

"Saya minta maaf beberapa orang tak mengakui keinginan saya yang tulus untuk membangun persahabatan antara Serbia dan Bosnia. Tanganku tetap terentang untuk orang-orang Bosnia," ungkapnya.

Vucic merupakan salah satu orang paling dibenci Muslim Bosnia. Vucic merupakan politisi ultranasionalis yang kerap mengkritik pemimpin Serbia atas kelonggarannya terhadap Muslim Bosnia.

Banyak Muslim Bosnia juga masih mengingat pernyataan provokatif Vucic selama perang yang menyatakan, setiap satu Serbia tewas akan dibalas dengan tewasnya 100 Muslim. Beberapa yang datang ke upacara peringatan membawa spanduk bertuliskan kata-kata tersebut.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement