REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Areal pertanian di selatan Kabupaten Sukabumi dilaporkan paling banyak mengalami kekeringan. Pasalnya, daerah tersebut setiap tahunnya memang kekeringan ketika masuk musim kemarau.
‘’Dari data tembusan yang masuk, ada sekitar 500 hingga 1.000 hektare yang mengalami kekeringan,’’ ujar Kepala Bidang Logistik dan Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi Usman Susilo kepada wartawan Ahad (12/7). Laporan tersebut berasal dari kecamatan kepada Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan (DPTP) yang ditembuskan ke BPBD.
Lahan pertanian yang kekeringan itu ungkap Usman sebagian besar berada di selatan Sukabumi. Di antaranya Cidolog, Surade, Jampang, dan Kabandungan. Sementara di utara Sukabumi seperti Cibadak belum ada laporan kekeringan.
Penanganan masalah ini lanjut Usman menjadi kewenangan DPTP dan Dinas Pengelolaan Sumbe Daya Air (PSDA). Sementara BPBD fokus pada penanganan dampak kekeringan seperti kesulitan air bersih. Namun, hingga kini belum ada kecamatan yang mengajukan permohonan bantuan air bersih.
Kepala DPTP Kabupaten Sukabumi Sudarajat mengatakan, untuk membantu petani yang lahannya kekeringan pemerintah telah menyalurkan sebanyak 87 unit pompa air. ‘’ Pompa dari pemerintah pusat tersebut sudah disalurkan kepada kelompook tani beberapa waktu lalu,’’ ujar dia.
Dampak kekeringan juga diantisipasi BPBD Kota Sukabumi. Pasalnya, debit sumur warga diperkirakan akan mengering pada musim kemarau.‘’ Hingga kini belum ada permintaan pasokan air bersih,’’ ujar Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kota Sukabumi Zulkarnaen Barhami.