REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA – GBPH Prabukusumo mengaku sama sekali tidak tahu kalau dirinya diangkat sebagai Sultan Hamengku Buwono XI, oleh beberapa orang abdi dalam.
"Demi Allah Rosulullah saya tidak tahu sama sekali!! Dan ini bulan puasa Ramadhan. Tolong disampaikan teman-teman pers,’’ kata Gusti Prabukusumo kepada Republika, Ahad (12/7) malam.
Dia justru merasa diadu domba . "Wah itu menyudutkan saya dengan saudara-saudara saya. Saya itu punya kakak-kakak dan adik-adik. Sama saja mengadu domba saya. Astaghfirullah. Makanya saya juga bingung kok mendadak seperti ini. Saya sama sekali tidak tahu menahu tentang hal ini. Kenapa saya dipojokkan terus?!?!?!," tuturnya menanggapi soal pengukuhannya sebagai Sultan HB XI.
Dia mengungkapkan suksesi HB itu ada paugeran (adat istiadat keraton). "Wah saya nggak mungkin to.. Kalau iya pun tidak sah," ujarnya saat ditanya apakah dia menyetujui pengukuhannya sebagai Sultan HB XI.
"Karena, Sri Sultan Hamengku Buwono X itu yang mengangkat berdasarkan rapat keluarga putra-putri HB IX didampingi sesepuh keraton. Romo-romo dan ibu-ibu (saudara-saudara dari Bapak)," imbuhnya.
Jadi siapapun yang menggantikan HB X nanti juga berdasarkan rapat yang sama. Karena HB X tidak mempunyai putra mahkota (pangeran Pati). Jadi Sri Sultan HB X tidak berhak mengangkat Putra Mahkota.
"Siapapun dari kami yang terpilih itu terkait dengan UU Keistimewaan DIY…Harus menyesuaikan. Waktu rapat keluarga dulu, calonnya ada empat dari masing-masing ibu yaitu putra tertua GBPH Hadikusumo, KGPH Mangkubumi, GBPH Pakuningrat. Secara aklamasi memilih Kangmas KGPH Mangkubumi (red. yang sekarang menjadi Sri Sultan HB X)," jelas Gusti Prabu (sapaan bagi GBPH Prabukusumo).