Rabu 15 Jul 2015 07:19 WIB

Ini Studi Kemenag Soal Dugaan Penistaan Agama di Car Free Day

 Seniman debus menunjukkan kebolehannya saat Car Free Day di Bundaran HI, Jakarta, Ahad (14/6).  (Republika/Yasin Habibi)
Seniman debus menunjukkan kebolehannya saat Car Free Day di Bundaran HI, Jakarta, Ahad (14/6). (Republika/Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Tim Peneliti Puslitbang Kehidupan Keagamaan

Bangsa Indonesia yang terdiri atas berbagai pemeluk agama, di satu sisi memberikan  konsekuensi   yang cenderung mengarah kepada kondisi kehidupan antarumat beragama yang potensial bagi timbulnya konflik di kalangan umat beragama akibat perbedaan kepentingan. Namun di sisi lain menunjukkan adanya dinamika kehidupan antarumat beragama yang terlihat harmonis.

Terkait dengan sisi yang pertama, sehubungan dengan adanya perbedaan kepentingan di atas, terlihat hubungan antarumat beragama tertentu di beberapa daerah terganggu akibat perlakuan dari oknum agama tertentu yang dirasakan merugikan atau menyinggung eksistensi umat beragama lain. Kasus demikian acapkali terjadi dalam hal penyiaran atau penyebarluasan ajaran suatu agama.

Sebagai contoh, akhir-akhir ini di Solo terdapat acara Car Free Day dimanfaatkan oleh oknum kelompok agama tertentu dengan memasang spanduk dan sejenisnya untuk promosi agama tertentu. Pada hal kegiatan semacam itu dilarang oleh Walikota Solo; di wilayah pengungsian Gunung Kelud, anak-anak pengungsi ketika itu diajak nyanyi-nyanyi kerohanian agama lain (tentang Tuhan Yesus), pada hal anak-anak tersebut memakai jilbab yang mengindikasikan beragama Islam.

Aktivitas-aktivitas keagamaan seperti itu apabila dibiarkan lambat-laun dapat mengganggu kerukunan antarumat beragama. Terkait dengan aktivitas keagamaan yang melibatkan umat lain di atas, di Sentul – Bogor pada tanggal 2 November 2014 terjadi semacam mobilisasi warga muslim sebanyak 7 bus dengan motivasi diajak jalan-jalan ke Jakarta  dalam rangka menghadiri gelar budaya di Tugu Monas.

Kegiatan yang disinyalir didanai oleh seorang warga Sentul City tersebut ternyata mengundang  reaksi dari sementara kalangan tokoh/pemuka Islam setempat karena diduga ada indikasi upaya kristenisasi. Sementara itu kegiatan gelar budaya tersebut bertepatan dengan acara Car Free Day di tempat yang sama.

Mencermati berbagai hal di atas, maka Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama dalam hal ini Puslitbang Kehidupan Keagamaan menganggap penting untuk melakukan penelitian/studi lapangan terkait keikutsertaan warga Sentul – Bogor sebanyak 7 bus dalam kegiatan “gelar budaya” di Monas  pada tanggal 2 November 2014 di atas. 

Permasalahan pokok dalam studi ini adalah “bagaimana warga Sentul – Bogor ikut serta dalam kegiatan gelar budaya yang diselenggarakan di Monas – Jakarta” pada tanggal 2 November 2014.

selanjutnya hasil studi

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement