Selasa 14 Jul 2015 13:15 WIB

Sebagian Warga Muslim Sydney Tolak Undangan Lebaran Kepolisian Australia

Red:
Sejumlah warga Muslim di Sydney menyatakan memboikot undangan lebaran Kepolisian Federal Australia (AFP).
Foto: AFP
Sejumlah warga Muslim di Sydney menyatakan memboikot undangan lebaran Kepolisian Federal Australia (AFP).

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Sebagian warga Muslim di Sydney menyatakan menolak untuk hadir dalam acara makan malam Lebaran yang akan diselenggarakan Kepolisian Federal Australia (AFP) akhir bulan ini. Karena penolakan itu pula, AFP terpaksa membatalkan acara itu namun kegiatan serupa di Melbourne akan tetap berlangsung.

Menurut sejumlah warga, upaya pemberantasan terorisme yang dijalankan AFP dan pihak berwajib lainnya selama ini telah menjadikan orang Islam sebagai target.

Sebuah petisi secara online di salah satu website yang diajukan kelompok yang menamakan diri Concerned Muslims Australia menyerukan agar warga memboikot undangan lebaran AFP itu baik di Sydney maupun di Melbourne.

Sejauh ini 800 orang telah menyatakan setuju dengan seruan itu. Kelompok itu menyatakan pemerintah federal telah menyebarkan histeria anti Muslim dalam 12 bulan terakhir dan secara khusus menarget orang Islam dalam upaya pemberantasan terorisme.

Menanggapi hal ini, AFP dalam pernyataan tertulis mengatakan membatalkan undangan makan malam tersebut namun tetap mengagendakannya di masa depan.

Seorang warga Muslim di Sydney, Lydia Shelley mengatakan dia tidak menandatangani petisi itu namun bisa memahami mengapa sebagian orang menolak undangan tersebut.

Namun makan malam untuk menandai berakhirnya bulan Ramadan yang telah menjadi agenda rutin AFP selama ini, akan tetap diadakan di Melbourne.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement