Selasa 14 Jul 2015 20:11 WIB

Pertamina Pasok LNG untuk Industri Pertambangan

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Didi Purwadi
 Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto memberikan keterangan pers terkait pengelolaan blok Mahakam di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (19/6).  (Republika/Agung Supriyanto)
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto memberikan keterangan pers terkait pengelolaan blok Mahakam di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (19/6). (Republika/Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) dan operator Blok Mahakam, yaitu Total Indonesie dan Inpex, menandatangani perjanjian jual beli LNG untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar industri pertambangan dan komersial di Kalimantan.

Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto menjelaskan, PJB LNG dilakukan untuk volume sebesar 660 ton dengan periode pasokan sampai dengan akhir tahun 2015.

"LNG ini akan disalurkan untuk pemenuhan kebutuhan industri tambang dan komersial di kawasan Kalimantan Timur," ujar Dwi, Selasa (14/7).

Saat ini, PT Pertagas Niaga, perusahaan afiliasi Pertamina, telah memiliki komitmen pembelian dari empat perusahaan, yaitu PT Cipta Krida Tama, PT Rukun Raharja, Berau Coal/BSB, dan PT Kaltim Prima Coal/Thiess. Sebelumnya, dalam masa pilot project Pertagas Niaga telah berhasil mengirimkan LNG ke lokasi tambang Berau, Indominco, dan konsumen komersial Balcony Mall, Balikpapan dengan aman.

Sebagaimana diketahui, Pertamina dan afiliasinya telah menjadi pioneer dalam pelaksanaan konversi BBM ke LNG di sektor pertambangan Kalimantan Timur melalui pelaksanaan pilot project dengan Berau Coal dan Indominco di tahun 2014. Pengiriman LNG untuk konsumen akan dilakukan dengan menggunakan LNG Iso Tank dengan kapasitas 20 m3 dan diangkut menggunakan truk.

Pertamina dan perusahaan afiliasi telah membangun filling station (Plant 26) di Kilang LNG Bontang yang berkapasitas 200 juta kaki kubik. Saat ini, Pertamina menyiapkan infrastruktur tambahan untuk dapat menangkap pasar lebih luas dengan total potensi permintaan pada 2025 mencapai sekitar 215 juta kaki kubik.

Pertamina telah menyiapkan investasi senilai 156,4 juta dolar AS untuk beberapa proyek infrastruktur tambahan yang akan tuntas secara bertahap hingga tuntas secara keseluruhan pada 2019. Proyek-proyek tersebut meliputi ekspansi frekuensi LNG filling station di plant 26, loading dan cargo dock di lokasi kilang LNG Badak serta terminal penerima LNG yang masing-masing terdiri dari jetty dan storage di mining site Kaltim Prima Coal, Berau Cluster, dan Kalsel Cluster.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement