REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Dinas Tata Kota (Distako) Kota Bekasi diduga telah menghambur-hamburkan anggaran pemerintah untuk foto udara sebesar 4,1 miliar di tahun 2013. Menanggapi hal itu, Sekretaris Dinas Tata Kota, Enung Nurcholis mengatakan, sebenarnya foto udara ini banyak manfaatnya.
Salah satunya bisa memberikan gambaran mengenai wilayah Kota Bekasi dan bisa untuk melakukan perencanaan pembangunan. "Foto udara ini juga dijadikan rujukan bagi dinas-dinas teknis seperti Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda), Dinas Bina Marga Tata Air (Disbimarta) dan Badan Pertanahan Nasional (BPN) untuk menunjang pencapaian tugas teknis," katanya, Selasa (14/7).
Menurut Enung, dengan skala 1 : 5000 dari satelit dan dengan harga Rp 4,1 miliar, sudah relatif murah. Foto udara merupakan gambaran untuk menentukan tempat-tempat rawan banjir dan akan menginfokan kepada dinas teknis terkait pembangunan.
Terkait tujuan adanya foto udara tersebut, Enung mengatakan untuk meminimalisir banjir yang ada di Kota Bekasi, meskipun dalam prakteknya sampai saat ini titik banjir di Kota Bekasi bukannya berkurang, tapi justru semakin bertambah. Hal ini menurutnya akibat banyaknya pembangunan-pembangunan di Kota Bekasi yang menempati wilayah resapan air.
Kepala Seksi Perecanaan Distako Wardi mengatakan, terkait jumlah anggaran tersebut sangat lah sedikit. "Mengenai harga, saya diketawain karena sangat murah dengan dana 1,4 M, kok berani dengan harga segitu," ujarnya
Ia mengatakan, dengan adanya foto udara ini bisa menghitung luas tanah, jadi tidak usah turun ke lapangan tinggal selesaikan di atas meja. Misalnya sawah, menurutnya jika ingin menghitung luasnya tidak usah turun ke sawah langsung. "Jadi kita hanya menfoto saja, dan terkait masih adanya banjir, hal itu sifatnya teknis," katanya.