REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) menyatakan, nilai tukar rupiah mengalami depresiasi. Hal itu dipengaruhi faktor eksternal.
Pada Juni 2015, rata-rata rupiah melemah hingga 1,28 persen month to month ke level Rp 13.311 per dolar AS. "Dari sisi eksternal, sentimen terhadap rupiah dipengaruhi oleh kekhawatiran terhadap negosiasi penyehatan fiskal Yunani menjelang jatuh tempo pembayaran utang dan antisipasi investor terhadap arah kebijakan the Fed pada pertemuan FOMC Juni 2015," jelas Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara, dalam Konferensi Pers Rapat Dewan Gubernur, di Gedung BI, Jakarta, Selasa, (14/7).
Ia menambahkan, dari sisi internal, meningkatnya permintaan valuta asing untuk pembayaran utang dan dividen secara musiman di kuartal II 2015 turut memberikan tekanan pada rupiah. "Ke depan Bank Indonesia terus menjaga stabilitas nilai tukar rupiah sesuai fundamentalnya," kata Tirta.
Selanjutnya, tekanan inflasi pada Juni 2015 diprediksi lebih rendah dari perkiraan awal. Inflasi IHK Juni 2015 mencapai 0,54 persen month to month atau 7,26 persen year on year.
"Dengan perkembangan itu, inflasi IHK sejak Januari sampai dengan Juni 2015 tercatat masih rendah yaitu sebesar 0,96 persen ytd, sejalan dengan terjaganya inflasi" jelas Tirta. Berdasarkan perkembangan inflasi sampai Juni 2015, BI meyakini target inflasi sebesar 4±1 persen pada tahun ini bisa dicapai.