Rabu 15 Jul 2015 13:45 WIB

Forum Alumni IMM Nilai Komjen Budi Waseso Arogan

Kabareskrim Polri Komjen Budi Waseso.
Foto: Republika/Wihdan H
Kabareskrim Polri Komjen Budi Waseso.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kecaman terhadap Kepala Bareskrim Polri Komjen Budi Waseso yang menyerang sosok guru bangsa, Ahmad Syafii Maarif terus bergulir. Masyarakat heran dengan sikap Bareskrim Mabes Polri yang terus mempertontonkan perilaku bertentangan dengan logika publik dan melukai rasa keadilan masyarakat, setelah menetapkan dua pimpinan Komisi Yudisial sebagai tersangka.

Menurut Ketua Umum Koordinator Nasional Forum Alumni Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, Armyn Gultom, pernyataan Kepala Bareskrim Polri Komjen Budi Waseso agar Buya Syafii tak mencampuri urusan hukum yang sedang berjalan berkaitan dengan dugaan kriminalisasi pimpinan Komisi Yudisial (KY) sebagai tindakan tak wajar. "Ada apa dengan Buwas, sehingga memberikan pernyataan yang menyerang Buya Syafii," terang Gultom dalam keterangan tertulisnya Rabu (15/7). 

Padahal, sebagai seorang guru bangsa dan senior citizen di republik ini, mantan ketua umum PP Muhammadiyah itu sudah sepantasnya menyuarakan aspirasi publik terkait penanganan laporan Sarpin Rizaldi, hakim yang memenangkan gugatan praperadilan Komjen Budi Gunawan, tersebut. 

"Budi Waseso mestinya berterima kasih atas kritikan Buya Syafii. Suara Buya adalah suara publik yang geram atas arogansi penegak hukum yang diduga  melakukan kriminalisasi," kata Gultom. Oleh karenanya, atas nama Fokal IMM, Armyn Gultom meminta kepada Bareskrim Polri untuk lebih bijak menanggapi kritikan dan masukan dari masyarakat. Menurutnya, Polri harus menunjukkan sebagai institusi yang terbuka dengan kritikan. 

Gultom juga menegaskan bahwa Presiden Jokowi mestinya mendengar masukan dari Buya Syafii tentang perlunya reformasi Polri. Reformasi polri harus dimulai dari dalam. "Masukan Buya Syafii pada presiden untuk mencopot pimpinan Polri yang tak profesional mesti didengar dan dilakukan oleh presiden," katanya. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement