REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN -- Menteri Perhubungan Ignasius Jonan mengatakan pihaknya tidak melakukan pembatasan penjualan tiket kapal laut tetapi hanya melakukan pembatasan penumpang berdasarkan kelaikan kapal laut.
Menurut Ignasius saat meninjau arus mudik di pelabuhan Trisakti Banjarmasin, Rabu (15/7), Kemenhub tetap memberlakukan dispensasi atau penambahan jumlah penumpang sesuai dengan yang diajukan oleh perusahaan pelayaran. Hanya saja, kata dia, pihaknya memperketat persyaratan pemberian dispensasi sesuai dengan kelaikan kapal yang mengajukan penambahan jumlah penumpang saat lebaran.
Seperti kapal Pelni, tambah dia, daya tampung 500 orang, kemudian mengajukan penambahan menjadi 750 orang, menindaklanjuti pengajuan tersebut, Kemenhub akan melakukan uji materi, misalnya jumlah pelampung sesuai dengan jumlah penumpang atau tidak, spek mesin kapal sesuai untuk mengangkut penumpang sejumlah yang diajukan, dan persyaratan lainnya.
"Bila seluruh persyaratan tersebut telah sesuai dan bisa dipenuhi, maka izin dispensasi atau penambahan jumlah penumpang akan diberikan," katanya. Namun, bila syaratnya tidak bisa dipenuhi, maka Kemenhub tidak akan memberikan izin dispensasi, karena akan membahayakan penumpang.
Kalau tahun sebelumnya, kata dia, kapal yang seharusnya berkapasitas 500 orang, bisa diisi hingga 2.000 orang, kalau hal tersebut dibiarkan, akan membahayakan penumpang. "Jadi intinya kita membatasi jumlah penumpang berdasarkan kelaikan kapal, kalau memang kapal bisa memenuhi syarat untuk mengangkut jumlah penumpang sebagaimana yang diajukan, maka izin akan dikeluarkan," katanya.
Arus mudik di pelabuhan Trisakti hingga H-2 lebaran Idul Fitri masih banyak yang belum terangkut, bahkan ratusan penumpang belum bisa mendapatkan tiket. Hal tersebut antara lain karena, adanya pengurangan jumlah penjualan tiket yang dilakukan oleh masing-masing perusahaan pelayaran.
Beberapa penumpang mengaku sudah lima hari menunggu di pelabuhan Trisakti, karena tidak mendapatkan tiket kapal yang akan dia tumpangi. Mengatasi hal tersebut, rencananya sebagian penumpang tersebut pada Rabu (15/7) malam akan diangkut dengan kapal perang milik angkatan laut KRI Teluk Hading yang berkapasitas antara 500-700 orang.