REPUBLIKA.CO.ID, PAMANUKAN -- Meski sepi dari kendaraan roda empat, para peminta bermodal sapu tetap beroperasi di median jalan di Pantura. Matahari belum juga terbit, belasan peminta bermodal sapu itu telah siaga di satu titik median jalan.
"Masih ada saja mereka, malah makin banyak," ujar Bhanu Prabhasworo, drummer band musik ska, Orind, Kamis (16/7) pagi.
Para peminta bermodal sapu itu biasanya berharap pengendara yang lewat akan melemparkan uang sedekah kepada mereka. Sapu yang mereka pegang akan digunakan untuk menjangkau uang yang dilempar itu, kemudian menyapunya ke arah dirinya sehingga ia bisa mengambilkan tanpa perlu membahayakan dirinya.
Bhanu melewati barisan peminta bersapu sekitar pukul 05.45, 10 menit sebelum mencapai Pamanukan, Subang. Ia melaju dengan kecepatan 80 km per jam.
Mudik lewat Pantura, lalu lintas didominasi oleh pemudik bersepeda motor. Rata-rata berpenumpang tiga orang; suami-istri dan satu anak yang duduk di tengah.
Di Pantura, kata Bhanu, para pengendara mobil perlu kewaspadaan melaju di antara para pengendara motor. Pemudik dengan sepeda motor banyak yang melaju dengan kecepatan tinggin mengisi dua lajur jalan Pantura.