Kamis 16 Jul 2015 18:01 WIB
Lebaran 2015

Ketupat Tetap Jadi Primadona Hidangan Lebaran

Rep: C21/ Red: Indira Rezkisari
Ilustrasi Ketupat Lebaran
Foto: Republika/musiron
Ilustrasi Ketupat Lebaran

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Sejak beberapa hari jelang Lebaran pedagang ketupat dadakan memenuhi beberapa pasar. Salah satu pasar yang dipenuhi pedagang ketupat adalah Pasar Anyar, Kota Bogor.

Pedagang ketupat, Herman Jambu mengaku, baru kemarin malam ketupat dibuat dengan bahan daun kelapa muda. Alasannya membuat ketupat tidak dari beberapa hari sebelumnya, karena takut kering dan malah tidak laku. "Banyak pembeli berjualan dari kemarin sampai hari ini," ujar pedagang Ketupat, Herman Jambu, Kamis (16/7).

Dia menjual ketupat tanpa isi seikatnya Rp 6.000 ribu hingga Rp 7.000 ribu. Dalam satu ikat ada sepuluh ketupat siap diolah dengan beras agar menjadi ketupat. Sedangkan dengan ketupat yang sudah jadi dihargai Rp 2 ribu per buah.

Sebenarnya Herman yang asli Bogor, sehari-hari bekerja menjadi penjual Jambu Kristal Muara di Serang Banten. Per kilonya dia jual Rp 20 ribu sampai Rp 30 ribu. Herman berjualan Jambu dengan mobil boks di Jalan Raya Serang-Jakarta, dan tak jarang menginap di mobil boks miliknya.

Penyebab dia berjualan di sana karena orang Bogor sendiri kurang mengenal atau menyukai Jambu Kristal Mutiara. Jambu ini adalah produk asli yang ditanam di Caringin, Bogor. Dia dan temannya berjualan di ketupat pada hari ini karena ingin mengisi waktu kosong dan Lebaran di Kampung Halamannya, di Babakan Cilebut, Kabupaten Bogor.

"Sambil nyari uang, sekaligus pas Lebaran dapat berkumpul bersama keluarga," katanya.

Dia membeli bahan (daun kelapa muda) per lembar Rp 175. Namun Herman membeli bahan baku sampai 5.000 lembar, kurang lebih harganya Rp 850 ribu di Pasar Bogor. "Untuk satu lembar, bisa membuat satu ketupat," katanya.

Herman belajar membuat ketupat dari sang ibu. Biasanya ketupat hanya dapat bertahan tidak kering selama satu hari. Kalau untung semua dapat Rp 1 juta, namun jika tidak beruntung hanya ratusan ribu. "Namanya juga dagang musiman," ungkapnya.

Herman mengatakan menjual ketupat dari H-2 sampai H-1 Lebaran. Terkadang ada juga yang sampai Lebaran.

Pembeli ketupat, Suryani, mengatakan membeli ketupat karena menyantapnya adalah tradisi turun temurun di Indonesia. "Apalagi anak-anak kalau di rumah inginnya lebaran makan ketupat pakai opor atau rendang."

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement