REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politisi Akbar Tanjung memaknai Idul Fitri sebagai momen penting bagi manusia untuk kembali ke fitrah. Menurutnya, hari raya umat Islam itu perlu dirayakan dengan terus memperbaiki diri.
"Manusia itu kan diciptakan dalam keadaan suci, jadi Tuhan memberi kesempatan kepada setiap insan untuk setiap tahun kembali ke asalnya yang suci," ungkap Akbar kepada ROL, di gelaran open house yang ia adakan di kediamannya di Kebayoran Baru, Jakarta, Jumat (17/7) petang.
Terlebih, selama Ramadhan Allah telah menjanjikan ampunan untuk dosa-dosa manusia. Akbar berujar, manusia tidak boleh lalai terhadap tugasnya untuk beribadah dan menjaga kesucian diri usai Idul Fitri.
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI ke-13 itu mengaitkan semangat kembali ke fitrah dengan perspektif kebangsaan. Dalam hidup bernegara, Akbar memaknainya sebagai inisiatif membangun semangat baru dalam menyongsong hari depan yang baik untuk kepentingan bangsa.
"Itulah esensi daripada semangat kebersamaan sebagai bangsa Indonesia," kata pria kelahiran Sorkam, Tapanuli Tengah, Sumatra Utara yang tahun ini berusia 70 tahun itu.
Mantan Menteri Sekretaris Negara RI itu menyoroti, kebersamaan tersebut hendaknya tidak terganggu oleh perbedaan sikap atau pandangan tertentu.