REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesian Police Watch (IPW) sangat menyayangkan insiden penyerangan yang terjadi di Kabupaten Tolikara, Papua, Jumat (17/7). IPW mempertanyakan kinerja Badan Intelejen Negara dengan adanya insiden tersebut.
"Dimanakah kinerja BIN dan Polda Papua sampai bisa kecolongan seperti itu," kata Ketua Presidium Indonesian Police Watch Neta S Pane di Jakarta, Sabtu (18/7).
Neta menilai BIN dan Polda Papua tidak bisa mengantisipasi peristiwa tersebut. Padahal, menurut Neta, selama ini BIN memiliki track record yang baik di Papua.
”Tapi kenapa bisa terjadi, padahl surat edaran yang berbau SARA sudah beredar beberapa hari sebelumnya. Kenapa BIN tidak berkoordinasi dengan Polda sana? Dan kenapa tidak ada reaksi saat surat edaran bermasalah itu keluar?,” ujar Neta.
Bila sudah berkoordinasi, Neta menilai apakah karena Kapoldanya Irjen (Pol) Yotje Mende sibuk ikut ujian fit and proper test pimpinan KPK jadi lalai dengan tugasnya sebagai kapolda. Sehingga, lanjut Neta, penyerangan seperti itu dapat terjadi di Tolikara.
"Dan jadinya seperti meninggalkan tugas? Kalau begini, lebih baik Yotje mundur dari pencalonan pimpinan KPK saja,” kata Neta.
IPW mendesak untuk melakukan investigasi secara menyeluruh terkait insiden penyerangan itu. IPW juga menegaskan agar polisi dapat melakukan tindakan hukum kepada pelaku penyerangan.