REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Jeffrey Webb mengaku tidak bersalah di hadapan hakim pengadilan federal AS, Ahad (19/7) dini hari WIB. Webb merupakan salah satu dari tujuh pejabat tinggi FIFA yang ditangkap di Swiss atas tuduhan korupsi dari pihak berwenang AS.
Diekstradisi ke AS, mantan wakil presiden FIFA dan presiden federasi sepak bola CONCACAF, muncul dalam sidang di Brooklyn, New York. Seorang pengacara AS untuk dia menolak berkomentar.
Webb menghadapi tuduhan konspirasi pemerasan, penipuan dan pencucian uang. Ia dibebaskan dengan jaminan 10 juta AS dan surat yang ditandatangani oleh anggota keluarga, berikut jaminan properti, kendaraan, barang-barang pribadi dan aset keuangan.
Tanggal persidangan selanjutnya belum ditetapkan.
Pria 50 tahun asal Kepulauan Cayman ini bersama delapan pejabat FIFA dan lima marketing eksekutif dikenakan tuduhan oleh Departemen Kehakiman AS karena diduga mengeksploitasi olahraga untuk keuntungan mereka sendiri melalui suap lebih dari 150 juta dolar AS selama 24 tahun.
Dia adalah salah satu dari tujuh pejabat sepak bola ditangkap di Zurich pada 27 Mei, dua hari sebelum kongres tahunan FIFA. Pengungkapan kasus oleh penegak hukum AS ini mengguncang dunia sepak bola.
Pemerintah AS mengatakan penyelidikan mereka, paralel dengan investigasi pihak berwenang secaa terpisah. Hasilnya terungkap skema pencucian uang yang kompleks bernilai jutaan dolar dalam pendapatan tanpa pajak dan puluhan juta di rekening di luar negeri dipegang oleh pejabat FIFA.
Webb sementara dilarang melaksanakan tugasnya di FIFA dan CONCACAF.
Menurut surat dakwaan, Webb menggunakan posisi berpengaruh untuk meminta suap dari perusahaan pemasaran olahraga dalam pertukaran untuk hak komersial pertandingan sepak bola.
Menurut dakwaan, satu embayaran 500 ribu dolar AS diduga digunakan untuk membangun kolam renang di rumah Webb di Loganville, Georgia.
Selain sepak bola, ia terlibat kasus keuangan lainnya. Pada 3 Juli, pejabat Kepulauan Cayman mengumumkan Webb terkait kasus penipuan kesehatan yang tidak terkait dengan korupsi di FIFA ini.
Ikuti Whatsapp Channel Republika