REPUBLIKA.CO.ID, BARCELONA -- Kandidat presiden Barcelona yang kalah dalam pemilihan pada 18 Juli, Toni Freixa menerima kenyataan dia tak terpilih. Namun Freixa merasa ada rahasia. Ia mencurigai proses pemilihan tersebut hanya sebagai ajang pertempuran Josep Maria Bartomeu dan Joan Laporta.
Menurut dia, para pemilih menggunakan suaranya untuk Bartomeu dengan tujuan agar menjegal Laporta. Sebaliknya yang memilih Laporta menginginkan Bartomeu keluar.
Alhasil kandidat lain dinilainya menjadi korban. Dalam kampanyenya, Freixa mengaku sangat bagus dan mendapat banyak dukungan. Ia menganggap pemilihan suara itu kejam.
"Tapi hasilnya harus dihargai. Sebuah keistimewaan menjadi bagian dari klub ini dan menurut saya hasil ini menunjukkan terdapat dua kubu dalam kampanye," jelas Freixa, seperti dilansir oleh AS.
Sebelumnya Laporta menyatakan kecewa atas terpilihnya kembali Bartomeu. Laporta menilai Bartomeu menghancurkan akademi muda La Masia dan Barcelona dikuasai Qatar.
Ia menegaskan tidak akan tinggal diam dan akan menjadi oposisi dari Bartomeu. Walau kecewa, Laporta juga menerima kemenangan Bartomeu dan kekalahannya dalam proses pemilihan presiden Blaugrana.