Ahad 19 Jul 2015 21:46 WIB
Pembakaran Masjid

Pembakaran Mushala Papua, Diyakini Ada Pihak Perkeruh Suasana

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Julkifli Marbun
Sisa-sisa masjid Tolikara yang dibakar
Sisa-sisa masjid Tolikara yang dibakar

REPUBLIKA.CO.ID, ‪JAKARTA -- Jaringan Kerja Antar Umat Beragama (Jakatarub) mengatakan, insiden pembakaran mushala di Kabupaten Tolikara, Papua karena ada pihak yang memperkeruh suasana.

‪Anggota Jakatarub Rio Tuasikal menyayangkan terjadinya peristiwa ini mengingat masyarakat Papua telah mengalami sejumlah konflik berdarah yang menewaskan ratusan warga. Namun, yang justru jadi kekuatan selama ini, masyarakat Papua khususnya Kabupaten Tolikara tidak pernah bentrok terkait masalah agama.

“Perlu disesalkan pula dalam penyebaran informasi soal insiden tersebut terdapat sejumlah pihak yang memperkeruh suasana dengan memperbesar sentimen keagamaan. Apalagi kemudian menghasut dengan pendekatan mayoritas versus minoritas,” katanya, Ahad (19/7).

Kurangnya informasi yang bisa diakses langsung karena minimnya infrastruktur di wilayah ini membuat berita-berita yang meresahkan tersebut tidak bisa langsung diklarifikasi. Melihat kejadian tersebut, pihaknya menilai adanya provokasi yang dilakukan oleh pihak-pihak yang menginginkan terjadinya perpecahan di Tanah Papua dan juga Indonesia demi menghilangkan narasi damai yang ada.

“Atas kejadian tersebut Jakatarub menyampaikan empati yang mendalam atas apa yang dialami umat Muslim di Karubaga, Kabupaten Tolikara yang terganggu hak asasinya untuk beribadah dan menderita secara moril maupun materiil karena insiden tersebut,” katanya.

Dia menambahkan, sudah selayaknya warga negara Indonesia (WNI) dilindungi hak asasinya dimanapun dia berada, apapun agama, suku, ras, dan latar belakangnya. Pihaknya juga menyerukan pemerintah daerah Kabupaten Tolikara dan Pemerintah Provinsi Papua agar mengusut tuntas dan menindak tegas provokator serta pelaku insiden ini.

Kemudian memberikan jaminan perlindungan kepada semua warganya agar dapat menjalankan hak asasinya termasuk hak untuk beribadah. Selain itu, seruan agar pemerintah pusat agar lebih dalam lagi usahanya untuk memajukan pembangunan dan menyelesaikan konflik di wilayah Papua dengan keberpihakan pada masyarakat Papua.

“Agar insiden ini tidak dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab demi kepentingan pribadi atau golongan dan memecah belah kerukunan bangsa,” ujarnya.

 

Pihaknya juga menyampaikan imbauan kritis pada setiap elemen dan tokoh masyarakat Indonesia agar berhati hati dalam menyampaikan informasiyang belum jelas kebenarannya dan berpotensi memicu sentimen keagamaan.

“Kemudian, kesadaran agar tiap elemen masyarakat kembali kejati diri asal bangsa kita yang menghargai keberagaman dan toleransi‬,” ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement