REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Penjual mie ayam dan bakso merasakan untung lebih di Lebaran kali ini. Kenaikan untung tersebut sekitar 50 persen dari hari biasa.
"Keutungan bersih pada hari biasa Rp 60 ribu sampai Rp 70 ribu. Tapi Lebaran bisa sampai Rp 150 ribu," ujar pedagang bakso di Pasar Bogor, Dedi Setia Darma (46 tahun) kepada Republika, Ahad (18/7).
Darma mengaku banyak kenaikan harga di Pasar Bogor. Seperti daging sapi perkilogramnya Rp 110 ribu, biasanya hanya Rp 95 ribu. Daun cesin Rp 4 ribu menjadi Rp 10 ribu. Mie, bihun tidak ada kenaikan berarti. Bawang goreng sudah jadi se-prapat Rp 10 ribu. Sedangkan dia menjual seporsi bakso dengan harga Rp 12 ribu.
Dia mengaku bakso yang diolahnya campuran dari daging sapi dan ayam pilet. Setiap harinya membeli daging sapi tiga kilogram, ayam pilet dua kilogram. Ayam pilet dibelinya Rp 55 ribu di pasar. Setelah membeli daging sapi dan ayam pilet, biasanya dia menggiling kedua daging tersebut di Pasar Bogor.
Pertolongan menggiling bahan baku untuk bakso perkilonya Rp 4 ribu. Dalam sehari dia menggiling lima kilogram daging.
"Jadi semuanya Rp 20 ribu," jelasnya.
Kemudian ada pedagang pangsit, Muhammad Jajang yang mengatakan harga mie naik. Mie pangsit perkilogramnya naik dari Rp 10 ribu ke Rp 12 ribu. Sedangkan bahan baku mie ayam sayur sawi normal Rp 7.000, saos perbotol Rp 2.500, kecap perbotol Rp 17 ribu perbotol, dan micin Rp 8500.
Kenaikan terjadi pada gas tiga kilogram di pengecer Jalan Tiga Roda, Bogor. Kadang harganya Rp 16 ribu sampai Rp 20 ribu. Sedangkan harga daging dibeli bosnya di Cungpo, Padasuka, Bogor sehari sepuluh kilogram ada kenaikan. Namun karena dia karyawan, tidak mengetahui harga pastinya.
Jajang yang asli Cianjur, menjual seporsi mie ayam di Pasar Bogor seharga Rp 8000. Bosnya punya tiga gerobak mie ayam. Keuntungan bersih untuknya pada hari biasa Rp 50 ribu, sedangkan Lebaran Rp 150 ribu.