Senin 20 Jul 2015 10:42 WIB

Muslim Kashmir, Rayakan Idul Fitri di Tengah Konflik

Rep: C38/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Komunitas Muslim Kashmir.
Foto: Reuters
Komunitas Muslim Kashmir.

REPUBLIKA.CO.ID, SRINAGAR – Terkepung di tengah kekacauan, Muslim Kashmir berusaha untuk merayakan Idul Fitri dengan semangat keagamaan. Mereka berharap Idul Fitri akan membawa perdamaian di tahun-tahun mendatang, meskipun bentrokan antara pemuda dan pasukan India terus berulang.

“Kami tidak merayakan Idul Fitri seperti tahun-tahun sebelumnya karena kerusuhan dan bentrokan. Setelah sholat, bentrokan meletus dan beberapa orang terluka,” kata Azad Ahmad dari Central Kashmir, dilansir dari onislam.net, Senin (20/7).

Kashmir telah kehilangan kesempatan untuk merayakan Idul Fitri dengan cara-cara perayaan tradisional. Pasalnya, dua dekade kekacauan yang melanda Kashmir membuat Muslim harus bertahan hidup di tengah kondisi yang bergejolak.

Ahmad menambahkan,beberapa tahun lalu, puluhan orang tewas akibat serangan beberapa pria bersenjata tak dikenal. Hal itu menciptakan kepanikan di tengah masyarakat Kashmir.  Serangan demi serangan yang kini terjadi akan membawa Kashmir kembali ke masa awal 1990-an.

Konflik tersebut telah melahirkan banyak masalah sosial-ekonomi. Mereka yang kehilangan orang-orang tercinta memilih memanfaatkan momen Idul Fitri untuk berziarah ke kubur, mengenang kembali keluarga dan saudara yang meninggal.

Ab Razaq, seorang warga setempat menuturkan, perayaan Idul Fitri tidak penting lagi bagi seorang ibu yang telah kehilangan anak-anaknya. Ribuan anak muda kehilangan nyawa selama gejolak yang masih berlangsung untuk kemerdekaan rakyat Kashmir.

Hal yang sama dituturkan oleh Mohd. Qasim, seorang mahasiswa dari Universitas Islam Awantipora, Kashmir selatan. Menurutnya, sekarang orang-orang merayakan hari raya dengan cara yang sangat sederhana.

“Saya bahkan tidak merayakan Idul Fitri sejak kakak saya meninggal dalam sebuah pertemuan di Baramulla tahun 1990,” kata Shabeena Akhter dari Kashmir utara.

Demi mengenang saudaranya, saat Idul Fitri ia menyediakan makanan dan pakaian untuk anak yatim. Perempuan itu mengaku tidak bisa melupakan peristiwa penembakan itu dan selalu membayangkan kakaknya masih berada di depan mata.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement