Senin 20 Jul 2015 11:56 WIB

Kemarau Panjang, Pemkab Boyolali Larang Petani Tanam Padi

Rep: Edy Setiyoko/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Musim kemarau (ilustrasi).
Foto: Antara/Arief Priyono
Musim kemarau (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BOYOLALI -- Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan (Dispertanbunhut) Kabupaten Boyolali, Jateng,memberi sinyal kepada petani agar tidak nekat bercocok tanam padi. Masalahnya, musim kemarau tahun ini diperkirakan cukup panjang.

Kepala Dispertanbunhut Kabupaten Boyolali, Bambang Purwadi, sejak dini sidah mewanti-wanti petani, agar tidak memaksakan kehendak tanam padi. Permintaan ini dikhususkan bagi petani yang menggarap lahan daerah non-irigasi teknis.

''Jika nekad bercocok tanam padi, resikonya besar. Kemungkinan besar bakal gagal panen. Jangankan bisa memetik hasil panen, tanaman padi tidak bakal bertahan hidup cukup umur, karena terkena bencana kekeringan,'' kata Bambang, beberapa waktu lalu.

Bencana kekeringan sudah mulai dirasakan saat ini. Menurut Bambang, lahan yang rawan kekeringan tersebar di sejumlah wilayah. Seperti, Kecamatan Sambi, Simo, Nogosasi dan sebagian Kecamatan Ngemplak, wilayah bagian Boyolali Utara. Wilayah Boyolali Utara juga rentan kekeringan. Kebanyakan areal pertanian di sana merupakan lahan tadah hujan.

Sebagian petani nekat bertanam padi di musim tanam III ini. Diantaranya, dengan memanfaatkan mesin pompa air untuk menyedot air tanah. Hanya saja, langkah ini selain kurang efisien. Ini karena otomatis harus mengeluarkan biaya bahan bakar. Juga tidak jaminan air mencukupi untuk areal tanam yang luas. ''Jelas, kalau menggunakan mesin pompa, biaya tanam akan membengkak''.

Masih menurut Bambang, lebih baik petani memilih bertanam tanaman palawija. Tanaman, seperti jagung, kedelai, atau kacang tanah, akan lebih produktif karena tidak memerlukan air dalam jumlah banyak.

Antisipasi kegagalan panen atau puso terus dilakukan. Apalagi, musim kemarau tahun ini diprediksi akan lebih panjang menyusul dampak fenomena alam el nino. Imbasnya, curah hujan pun diprediksi lama tak akan turun.

Berbeda dengan tahun sebelumnya, kata Bambang, tajun lalu tidak terjadi kegagalan panen atau puso. Hal itu dikarenakan saat musim kemarau kemarin, merupakan kemarau basah. Sehingga meski memasuki musim kemarau, hujan deras masih sering terjadi. Sehingga petani masih bisa merasakan panen padi meski di musim kemarau.

Luas areal tanaman padi di wilayah Kabupaten Boyolali tercatat seluas  40.000 Ha, 22.000 Ha diantaranya areal sawah berpengairan teknis. Saat ini, petani sudah memilih menanam padi yang tahan hama. Seperti, varitas Memberamo, Inpari, Situ Bagendit, Mekongga dan Ciherang.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement