Senin 20 Jul 2015 16:57 WIB
Penyerangan Masjid di Papua

DPR: Kalau Intelijen Sudah Baik, Peristiwa Tolikara tak akan Terjadi

Rep: C30/ Red: Ilham
Simulasi penanganan kerusuhan massa.   (ilustrasi)
Foto: Antara/Ari Bowo Sucipto/ss
Simulasi penanganan kerusuhan massa. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi I DPR RI, Syaiful Bahri Anshori meminta pelanggar hukum harus dihukum dengan tegas. Permintaan itu terkait peristiwa pembakaran masjid di Tolikara, Papu, Jumat lalu. Meski begitu, dia menilai masalah itu terjadi karena intelijen negara tidak bekerja maksimal.

“Kalau saja keamanan kita sudah baik, terutama intelejen negara, tentu peristiwa ini tidak akan terjadi,” ujar Anshori, Senin (20/7).

Menurut dia, ada dua hal yang perlu dia ingatkan pada pemerintah terkait peristiwa itu. Pertama, jika ada unsur kriminalitas, maka harus ditindak tegas. Kedua, jika berkenaan dengan unsur agama, kedepankan dialog antartokoh agama.

Kehidupan bersama dan saling toleran pasti akan tercipta di tengah keberagaman agama yang dimiliki Indonesia. Jika saja, aparat keamanan itu tegas dan adanya forum diskusi antarumat beragama.

Karena itu, kata dia, pemerintah sudah harus serius mendirikan forum atau meja-meja dialog antar kelompok agama. “Saya kira, pemeritah harus serius mendirikan forum antartokoh agama dan jangan hanya reaksioner setelah peristiwa ini terjadi,” ujar Anshori.

Jika forum-forum iman tersebut aktif, Anshori memandang peristiwa seperti di Tolikara akan dapat dihindari. Karena, dengan berdirinya forum tersebut berfungsi untuk mengurangi perbedaan-perbedaan dan lebih menjunjung persamaan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement