REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Sosial (Kemensos) Indonesia menyiapkan tim penyembuhan trauma (trauma healing) untuk korban kerusuhan pembakaran Masjid di Tolikara, Papua, Jumat (17/7) kemarin.
Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Parawansa mengatakan, ia mendapatkan kabar dari jajarannya yang terjun langsung ke lapangan bahwa dibutuhkan tim trauma healing untuk korban penyerangan saat pelaksanaan salat Idul Fitri itu.
"Staf saya melaporkan bahwa anak-anak korban insiden itu memang membutuhkan trauma healing. Dua pekerja sosial (Peksos) kita sudah disiapkan," ujarnya, di rumah dinasnya, di Jakarta, Senin (20/7) sore.
Pihaknya mengaku telah menyiapkan tim trauma healing sesuai kebutuhan. Selain itu, Khofifah mengaku telah mengkomunikasikan ke kepolisian dan mengklaim bahwa logistik seperti selimut, matras, hingga matras aman. Penyaluran kebutuhan logistik ini diklaim terus berjalan.
Ia juga mengatakan para pengungsi mendapatkan jaminan hidup (Jadup) sebesar Rp 20 ribu per orng per hari sesuai standard operating procedure (SOP).
Pemberian dana bantuan ini akan disalurkan selama 90 hari. Tak hanya itu, pengungsi pemilik ruko yang terbakar memiliki kesempatan mendapatkan bantuan renovasi ruko.
"Asalkan bupati membuat surat permohonan maka bantuan itu bisa diberikan. Aparatur TNI juga bersedia membangun ruko kalau materialnya siap," katanya.
Berdasarkan data Kemensos, jumlah ruko yang terbakar sebanyak 69 unit dan satu mushala ludes dilalap api. Tak hanya itu, 38 kepala keluarga (KK) dan 153 jiwa harus mengungsi.
Mereka mengungsi di belakang Komando Rayon Militer (Koramil) dan Polres yang letaknya tidak jauh dari tempat kejadian.