REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aliansi Nasional Anti-Syiah (ANNAS) mendesak Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) melakukan investigasi secara objektif dan jujur atas kasus kekerasan yang dialami umat Muslim di Tolikara, Papua. Hal ini ditujukan agar publik bisa mengetahui secara transparan akar dari insiden tersebut.
"ANNAS mendesak Komnas HAM harus melakukan investigasi secara seksama dan objektif serta merekomendasikan secara jujur dan transparan tentang fakta peristiwa," kata Ketua ANNAS, Athian Ali dalam siaran pers yang diterima ROL, Senin (20/7).
Menurutnya, aksi yang terjadi saat hari raya Idul Fitri itu adalah bentuk pelanggaran HAM yang harus diusut tuntas. Mereka dianggap telah melakukan tindakan teror dengan melarang kegiatan ibadah bahkan melakukan kekerasan hingga berujung pada terbakarnya kios hingga rumah ibadah Muslim.
Selain itu, ia juga mendesak aparat keamanan pemerintah baik Polri dan TNI untuk mengusut tuntas dan mencari aktor intelektual di balik serangan tersebut. Kemudian pelaku harus segera dihukumseberat-beratnya.
Insiden kelabu itu terjadi saat umat Muslim Tolikara melaksanakan salat Idul Fitri sekitar pukul 07.00. Sekelompok masa dari jemaat Gereja Injili Di Indonesia (GIDI) datang untuk memprotes karena sebelumnya telah mengeluarkan surat edaran larangan pelaksanaan kegiatan ibadah. Masa bentrok dengan aparat keamanan yang berjaga. Aksi kekerasan ini dikecam berbagai pihak.
ANNAS juga mengutuk keras peristiwa yang menyebabkan satu orang meninggal sementara 11 lainnya luka-luka itu.