Selasa 21 Jul 2015 09:40 WIB

Ritual Potong Gigi Massal Diikuti 217 Peserta

Seorang perempuan Bali mendapat gosokan kikir pada giginya saat ritual
Foto: Antara/Nyoman Budhiana
Seorang perempuan Bali mendapat gosokan kikir pada giginya saat ritual

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARAPURA -- Warga di Kecamatan Selat, Kabupaten Karangasem, Bali menggelar ritual potong gigi (metatah) massal. Kali ini ritual tersebut melibatkan 217 peserta yang telah menginjak dewasa pada hari Sabtu (25/7).

"Kegiatan mendapat dukungan dari sebuah perusahaan swasta yang menjual berbagai produk makanan di daerah itu," kata Ni Luh Gede Wija, salah seorang warga yang juga donatur kegiatan ritual tersebut, Selasa.

Pihaknya sangat senang dapat berperan serta menyukseskan kegiatan ritual potong gigi massal tersebut, sekaligus meringankan biaya. Karena biaya kegiatan massal tersebut dapat ditekan sekecil mungkin.

"Hal ini adalah bagian dari kepedulian kami kepada masyarakat sekaligus menjaga supaya tradisi ataupun ritual tetap lestari tidak terkikis oleh zaman," ujar Ni Luh Gede Wija.

Sementara Ketua Panitia kegiatan tersebut I Ketut Suamba mengatakan, setiap peserta dikikis gigi bagian atas oleh petugas. Potong gigi (Metatah kinembulan) merupakan rangkaian karya mamukur yang digelar masyarakat setempat.

Ritual potong gigi menjadi salah satu kewajiban orang tua kepada anaknya yang harus dilaksanakan setelah putra-putri menginjak dewasa (akil balig).

Namun sebagian umat Hindu kadang menunda pelaksanaan ritual karena jika dilakukan sendiri maka setidaknya satu orang harus mengeluarkan biaya puluhan juta rupiah. "Karena itu, biasanya warga menggabungnya agar lebih hemat," ujarnya Ketut Suamba.

Meski digelar massal, ritual potong gigi sama sekali tidak mengurangi makna dari ritual yang digelar tersebut. "Justru efisien dan bisa membangun kekompakan umat," ucapnya Ketut Suamba.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 258)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement