REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Ratusan orang berkumpul di dekat pusat kota Alun-Alun Taksi dan meneriakkan slogan menentang Presiden Recep Tayyip Erdogan dan Partai AK yang berkuasa, Senin (21/7). Turki Kurdi menuduh pemerintah gagal berbuat lebih banyak untuk menghentikan ISIS.
Polisi antihuru-hara Turki menembakkan gas air mata dan meriam air selama protes di Istanbul tersebut.
Kelompok PKK Kurdi mengatakan, pemerintah bertanggung jawab atas serangan kemarin. Ia menyebut Turki telah mendukung dan membudidayakan ISIS untuk menyerang Kurdi di Suriah. Protes serupa juga dilakukan di Ankara dan Diyarbakir.
Serangan terjadi di Suruc, dekat perbatasan Suriah dan menewaskan aktivis yang sebagian besar mahasiswa. Saat ledakan, mereka tengah berkumpul untuk melakukan perjalanan ke Kobane di Suriah dalam upaya membangun kembali kota.
Pertempuran sengit di Kobane antara pasukan Kurdi Suriah dan ISIS terjadi dalam beberapa bulan terakhir.
"Kami berencana untuk mengambil 200 orang ke Kobane, tapi gubernur hanya memperbolehkan 50 orang untuk menyeberangi perbatasan. Kelompok ini berencana pergi Senin malam, tapi tidak bisa," kata salah seorang saksi, Akdag dikutip dari Al Jazeera, Selasa (21/7).
Ledakan lain juga terjadi di Kobane setelah serangan di Suruc.
Suruc berada tepat di seberang perbatasan Kobane. Menurut PBB, ada lebih dari 1,8 juta pengungsi Suriah di Turki, termasuk ribuan di kamp-kamp di sekitar Suruc. Para pemuda secara sukarela kerap berkumpul untuk membantu saudara-saudara mereka di perbatasan.