REPUBLIKA.CO.ID, YAZIDI -- Ketika kelompok militan dari Negara Islam Irak dan Suriah
(ISIS) menyerbu kota Yazidi, Irak utara pada tahun lalu, para militan tersebut membunuh para pria dan memperbudak banyak perempuan dan anak perempuan.
"Puluhan ribu orang Yazidi terpaksa meninggalkan rumah mereka," tulis sebuah laporan yang dilansir dari Aljazirah, Senin (20/7).
Namun, anak laki-laki yang lebih muda diperlakukan berbeda. Mereka ditangkap dan dibawa ke kamp-kamp. Anak-anak tersebut dipaksa oleh kelompok militan tersebut untuk masuk Islam dan menjalani pelatihan. Mereka ditanamkan ideologi dan diajarkan bagaimana untuk melawan dan membunuh.
Aljazirah sempat berbicara dengan salah satu mantan tahanan, anak Yazidi yang berusia 14 tahun. Dari penuturannya, selama ini ia dilatih di sebuah kamp ISIS di kota Raqqa, Suriah.
"Saat di kamp, ISIS menunjukkan kepada kami video pemenggalan pilot dan video lain di mana mereka melakukan serangan," kata anak tersebut.
"Kami melihat bagaimana mereka menembak. Mereka membawa boneka dan mereka mengatakan kepada kami cara memegang pedang dan bagaimana untuk memenggal kepala," tambahnya.
Meskipun ia akhirnya lolos dengan saudaranya, banyak anak-anak muda lainnya tetap di kamp, dan menjadi korban konflik yang tampaknya tidak pernah berakhir.